Kamis, 24 Juli 2014

zakat fittrah sebagai pelegkap ibadah


Zakat menurut bahasa adalah penyuci (kamus Al-Marbawi hal. 267). Menurut istilah agama Islam, zakat adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat (Fiqh Islam,Sulaiman Rasyid hal. 192). Dalam hal ini, terdapat 2 macam zakat, yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Berhubung saat ini yang paling erat kaitannya dengan ibadah dibulan suci ramadhan, maka saya akan membahas mengenai zakat fitrah saja.

Setiap muslim yang taat kepada Allah SWT wajib menyadari bahwa pelaksanaan ibadah puasa dibulan suci ramadhan harus diikuti dengan menunaikan zakat fitrah. Mengapa demikian? karena zakat fitrah merupakan pembersih jiwa, yang merupakan mata rantai amaliah puasa dibulan suci ramadhan. Jika kita cermati, hubungan antara zakat fitrah dengan puasa ramadhan memiliki hubungan sebab akibat. Jadi sifat santun terhadap orang orang miskin yang diwujudkan dengan pemberian sebagian harta kita kepadanya merupakan akibat/dampak langsung dari puasa itu sendiri (yang kita jalani).

Adapun landasan hukum mengenai pelaksanaan zakat adalah perintah Allah SWT yang banyak tertulis didalam kitab suci Al Qur’an, diantara adalah surat Al Baqarah ayat 43 yang berbunyi (dalam arti bahasa indonesia) ” Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, serta ruku’lah bersama orang orang yang ruku’ (shalat berjamaah) “. serta masih banyak ayat dan hadist lainnya.

Adapaun zakat fitrah mempunyai beberapaa fungsi antara lain untuk melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya, untuk melengkapi kekurangan amaliah dibulan suci ramadhan agar memperoleh pahala yang sempurna, untuk mendorong setiap muslim mempunyai keprbadian yang dermawan, welas asih, peduli terhadap sesama dan mempunyai rasa kemanusiaan. Disamping itu zakat fitrah juga bisa berfungsi sebagai pengamalan ahlaq yang luhur dalam rangka mengatasi kesenjangan sosial didalam masyarakat dan agar semua orang (termasuk fakir miskin) bersama sama bergembira dalam menyambut hari raya Idul fitri seperti yang kita rasakan.

Sementara itu, orang yang wajib dizakat fitrahi adalah orang islam baik laki laki maupun perempuan, besar/ kecil, yang kaya maupun yang berstatus sebagai budak. Anak yang lahir sebelum terbenam matahari diakhir Ramadhan serta orang yang mempunyai kelebihan harta.

Adapun besarnya zajat fitrah yang dikeluarkan hanya sebanyak satu Sha’ berupa bahan makanan pokok penduduk setempat. Takaran 1 Sha’ berdasarkan informasi dari berbagai pihak yang berkompeten dibidangnya adalah 2,5 kg. Namun, dalam prakteknya karena jenis beras yang bermacam macam dan memiliki kandungan air yang berbeda, makan banyak pihak yang berpendapat serta menyimpulkan dengan cara mengambil jalan aman/moderat, bahwa 1 Sha’ sebaiknya dilebihkan sedikit menjadi 3 kg.

Untuk waktu pelaksanaan zakat fitrah, ada berbagai macam pendapat yang berbeda beda. Ada beberapa waktu yang bisa dilaksanakan antara lain, Waktu Utama yaitu zakat fitrah yang diberikan kepada penerima zakat pada hari raya sesudah subuh sebelum shalat Ied, Waktu Wajib yaitu adalah waktu penyerahan zakat fitrah mulai terbenamnya matahari diakhir bulan ramadhan, Waktu Jaiz yaitu sejak awal ramadhan hingga akhir ramadhan, Waktu Makruh yaitu jika zakat fitrah dibayarkan sesudah shalat Ied hingga terbenamnya matahari dihari itu, Waktu Haram jika zakat fitrah dibayarkan setelah matahari terbenam sesudah dilaksanakannya shalat Ied.

Selanjutnya adalah benda apa saja yang bisa dizakatkan, Zakat fitrah itu adalah makanan pokok seperti beras, gandum, dsb tergantung dimana tempat tinggalnya. Namun, ada sedikit perbedaan berasal dari madzhab Hanafi. Menurutnya tidak ada larangan membayar zakat fitrah berupa uang karena pada hakekatnya zakat fitrah adalah hak fakir miskin untuk menutupi kebutuhan mereka.

Menurut pendapat Imam 4 madzhab, Imam Al-Ghazali dan sebagian besar ulama besar lainnya dan berdasarkan Al-Qur’an surat At Taubah ayat 60 bahwa yang berhak menerima zakat fitrah adalah orang orang fakir, orang miskin, pengurus pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya untuk memerdekakan budak, orang orang yang berhutang untuk jalan Allah dan orang orang yang sedang dalam perjalanan.

Adapun orang yang tidak boleh menerima zakat fitrah antara lain adalah orang orang kaya yang sudah mempunyai kekuatan tenaga (orang yang sudah memiliki penghasilan maupun usaha yang sudah bisa mencukupi kebutuhannya), Hamba sahaya (hal ini dikarenakan mereka sudah mendapatkan nafkah dari tuannya) Keturunan Rasulullah SAW (Ahlul Bayt), orang yang sedang dalam tanggungan orang yang berzakat, serta yang terakhir adalah Non Muslim.

Yang terakhir adalah hikmah zakat, antar lain berguna untuk menolong orang lemah agar bisa menunaikan kewajibannya kepada Allah SWT, diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Sebagai sarana untuk membersihkan diri dari sifat kikir dan ahlaq tercela. Sebagai ungkapan syukur atas rizki, berkah, rahmat, nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Dan untuk mengantisipasi agar tidak timbul kejahataan dari mereka yang disebabkan karena perut lapar/kekurangan.

Demikian penjelasan singkat mengenai zakat (fitrah) yang akan kita laksanakan sebentar lagi mengingat sudah dekatnya waktu diakhir bulan suci ramadhan ini,semoga bermanfaat untuk kita semua.

Referensi : Mutiara Dakwah Asy-Syifa jilid 4 Bab Zakat, Infaq, dan Shadaqah.

Sumber : Kompasiana,

Sabtu, 19 Juli 2014

fakta menarik dibalik sejarah menara Eiffel..

Prancis terlebih Paris sangat diidentikkan dengan Menara Eiffel sebagai ikon mendunianya. Karena Menara Eiffel itulah Prancis sangat menarik untuk dikunjungi para wisatawan lokal maupun manca negara. Indahnya menara Eiffel sangat menarik dari segi  penampilan maupun kesannya.

Namun dibalik sejarah menara eiffel ternyata terdapat fakta yang tersembunyi. Apa saja fakta itu :


Sejarah menara eiffel


Menara Eiffel ini merupakan sebuah menara besi yang telah dibangun pada tahun antara 1887 dan 1889 di Champ de Mars yang berada di tepi sungai Sene di Paris , Perancis. Awalnya sang perancang menara Eiffel ini menginginkan untuk membangun menara di Barcelona. Tapi sayangnya rencana tersebut gagal karena dianggap mahal dan kurang menarik sehingga menuai berbagai kritikan.

Kemudian Eiffel tidak putus asa, dan membawa drafnya ke pihak penyelenggara pameran Universal di Paris. Yang kemudian menyetujui dan melakukan pembangunan menara ini pada Tahun 1989. Menara yang diresmikan pada tanggal 31 Maret 1989 dan dibuka pada tanggal 6 Mei kemudian ini diselesaikan oleh tiga ratusan pekerja , yang mereka harus bekerja dengan resiko yang sangat besar untuk menyelesaikan menara ini. Namun demikian karena telah diperhitungkan dengan cermat, korban meninggal hanya berjumlah satu orang saja.

Saat pertama kali dibangun menara Eiffel ini selalu menuai berbagai kritikan yang tajam dari penduduk Paris yang menilai bahwa kehadiran menara ini mengganggu. Dan berencana agar menara ini diruntuhkan 20 tahun seperti pada perjanjian yaitu lebih tepatnya pada tahun 1909. Namun rencana ini batal karena menara Eiffel dinilai menguntungkan bagi kota Paris. Dan itulah sedikit sejarah menara Eiffel yang tentunya menambah wawasan yang anda miliki.

Eiffel sebenarnya berencana membangun menara di Barcelona, untuk Pameran Universal 1888, tapi para pihak yang bertanggung jawab di balai kota Barcelona menganggapnya aneh dan mahal, dan tidak cocok dengan kota itu. Setelah penolakan Rencana Barcelona, Eiffel mengirim drafnya kepada pihak yang bertanggung jawab untuk Pameran Universal di Paris, dimana ia membangun menaranya setahun kemudian, yaitu 1889.

Eiffel memiliki izin berdiri menara selama 20 tahun, yang berarti harus dibongkar tahun 1909, ketika kepemilikannya diserahkan kepada Kota Paris. Kota telah berencana meruntuhkannya (bagian dari peraturan kontes asli untuk merancang menara yang mudah diruntuhkan) tapi setelah menara ini terbukti mendatangkan untung dari segi komunikasi, menara ini dibiarkan berdiri setelah izin tersebut kadaluwarsa.

Menara ini mendapat berbagai kritik dari masyarakat ketika dibangun, menyebutnya mengganggu mata. Surat kabar harian dipenuhi dengan surat kritik dari komunitas seni di Paris. Salah satunya dimasukkan dalam penerbitan Kantor Penerbitan Pemerintah AS William Watson mengenai Pameran Universal Paris: Teknik Sipil, Pekerjaan Umum, dan Arsitektur 1892. "Dan selama dua puluh tahun kita melihat, membentang ke seluruh kota, masih dijalani oleh orang-orang jenius berabad-abad, kita melihat bentangan seperti bayangan hitam dari kolom hitam yang dibangun dari lempengan besi berpaku.”[10] Penandatangan surat ini meliputi Messonier, Gounod, Garnier, Gerome, Bougeureau, dan Dumas.



1. Keliling Dunia dengan Naik Liftnya
Lift memang diperlukan untuk bangunan setinggi ini untuk mengangkut pengunjung ke atas dan ke bawah. Tahukah anda semua lif Menara Eiffel ini jika dihitung jumlah kegunaan per tahunnya adalah sama dengan 2 setengah kali mengelilingi dunia atau lebih dari103,000 km.





2. Terlihat Kokoh Namun Masih Bisa Digoyahkan

Menara ini bergoyang sedikit apabila hari berangin.Tetapi pada tahun 1999, angin ribut telah menyebabkan ia bergerak 13 cm dari kedudukan asalnya. Malah matahari juga bisa menyebabkan menara ini condong hingga 18 cm.



3. Dicat Dengan Cat Khusus

Menara besi ini juga diperlukan perawatan. Ia dicat setiap 7 tahun, tetapi bukan dengan sembarang cat yang digunakan,warna tembaga dengan variasi 3 tona telah dipilih kerana kombinasi 3 warna yang berbeda ini dianggap berpadanan dengan warna langit Paris. serta Hal ini lantaran menara ini sangat tinggi, sehingga perancangnya memutuskan untuk memberi 3 corak warna cat untuk mendapatkan efek shading yang indah.

Adapun warna yang lebih gelap berada pada bagian fondasi nya, warna yang lebih terang pada bagian tengahnya, dan yang warna yang paling terang untuk mengecat bagian paling atas menara. Perawatan terhadap menara ini harus menghabiskan 60 ton kaleng cat setiap tujuh tahun sekali agar tidak berkarat.




4. Mendaki Anak Tangga Menara Eiffel
Sewaktu pembukaan resmi Menara Eiffel, Arsiteknya "Gustave Eiffel" mendaki 1,710 anak tangga ke puncak menara untuk memacakkan sendiri bendera Perancis.



5. Terjun & Mati dari Menara Eiffel

Pada tahun 1912, Franz Reichelt adalah penemu parasut terjun dari lantai 3 menara Eiffel. Reichelt ingin melakukan uji coba terhadap penemuan barunya yaitu jaket parasut. Namun penemuan barunya itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan kematiannya.










6.Hitler Ingin Panjat Menara Eiffel

Selama Perang Dunia Kedua berlangsung, para tentara Perancis telah memotong kabel lift menara Eiffel. Mereka tidak ingin pihak lawan dapat menikmati pemandangan yang menakjubkan dari atas menara Eiffel. Sehingga ketika pendudukan Nazi di Perancis, Hitler harus memanjat sendiri menara ini untuk dapat mencapai ke atas. Pada tahun 1944, lift di menara Eiffel diperbaiki sehingga pihak Sekutu mendapatkan akses bebas untuk ke atas.






berikut ini gambar-gambar yang telah diambil dari berbagai sumber :






















http://forum.viva.co.id/

Senin, 14 Juli 2014

Jarak Antara Dua Pintu Surga



pADA tahun 2012 lalu, ilmuwan Islam, Syekh Abdul Majidaz-Zindany mengumumkan sebuah kebenaran mukjizat ilmiah (ijazulilmy) dari perkataan Rasululullah yang disampaikan 14 abad yang lalu.

Dalam hadist Abu Hurairah bahwa sabda Rasululullah saw:

“..demi dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya! Sungguh jarak antara dua pintu (yang ada daun pintunya), dari pintu-pintu surga seperti antara Makkah dengan Hajar, atau seperti antara Makkah dengan Bushra.” (HR. Muslim No. 287)

Syekh Abdul Majidaz-Zindany mengatakan pengukuran yang dilakukan dilapangan (secara daratan) tidak sepenuhnya bisa diandalkan, maka dari Itu harus diukur secara mengudara agar tidak terhalangi oleh hambatan medan di tanah.

Dan setelah pesawat terbang dan satelit ditemukan pada abad ke-20, manusia telah mampu mengukur jarak antara Makkah dan Hajar dan jarak antara Makkah dan Mushra, memalui google earth dan membuktikan kebenaran ilmiah dari hadist tersebut bahwa jarak Makkah-Hajar sama tepatnya dengan jarak Makkah-Bushra, dimana keduanya memiliki jarak yang sama yaitu 1.272 km.

Subhanallah! Subhanallah!

Sekali lagi kebenaran (Mukjizat) Baginda  Rasullullah SAW telah terbuktikan secara ilmiah melalui teknologi. Teknologi zaman sekarang yang sama sekali tidak dikenal di masa beliau.
Sungguh benar Firman ALLAH S.W.T :

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya, ucapannya itu tiada lain adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. [An-Najam 3-5].
Subhanallah....



wujud bantuan dari Allah..

ALAH MENGIRIM BANTUAN KE PALESTINA
Subhanallah..  Lagi2 Allah menunjukkan kuasanya untuk membantu rakya Palestina!

Ratusan Ikan Pari Terdampar Secara Misterius di Gaza Palestina.
“hari ini Allah menyediakan semua ini untuk kami”. katanya.
Ratusan Ikan Pari Terdampar Secara Misterius di Gaza Palestina ? – Ratusan ikan pari jenis mobula terdampar secara misterius di Pantai Gaza City, Rabu waktu setempat. Terdamparnya ratusan ikan pari jenis mobula ini tentu saja menjadi berkah tersendiri bagi warga Gaza yang tengah menghadapi konflik dan blokade dengan negara Israel.
Ikan pari jenis mobula merupakan salah satu spesies ikan yang banyak dicari oleh para nelayan setempat, selain banyak memiliki daging yang enak dimakan, ikan jenis ini berharga cukup mahal, yaitu sekitar 6 sampai 7 Sekhel atau sekitar Rp. 14 ribu. Biasanya warga Gaza mendapatkan ikan jenis ini dari Mesir yang dikirim melalui terowongan bawah tanah, karena susah didapat inilah salah satu faktor yang menyebabkan ikan pari jenis mobula ini berharga mahal dan sekarang para warga Gaza berpesta menyambut berkah yang luar biasa ini.
Menurut Nelayan setempat, ini bukan pertama kalinya ikan ikan ini terdampar, karena sebelumnya sebanyak 220 ekor ikan terdampar dan dia sangat yakin besok akan ada lebih banyak lagi ikan yang terdampar, “hari ini Allah menyediakan semua ini untuk kami”. katanya.
Pendapat Ahli.
Adalah Bob Rubin, salah seorang pakar ikan pari yang terkenal dari Universitas Santa Rosa di California, mencoba menguak misteri ini, namun tetap saja sampai saat ini belum terpecahkan.
Ini adalah hal yang aneh dan saya tidak pernah menemukan hal seperti ini sebelumnya. Saya telah bekerja di Teluk California bertahun-tahun dimana banyak sekali terdapat sekumpulan mobula, tapi saya belum pernah melihat mereka terdampar massal seperti ini,” kata dia.
Dia menambahkan, tanpa melihat kondisi ikan dan faktor lain seperti isi perut dan kondisi insang mereka, ia tidak bisa menentukan apa yang menyebabkan ikan-ikan itu terdampar.
Dugaan sementara, ia menyebutkan, suara bawah air atau sinyal listrik mungkin telah menyebabkan disorientasi bagi ikan-ikan itu. “Tapi itu hanya tebakan saya,” kata Rubin.
Kondisi Ikan yang terdampar ini memiliki goresan luka dibeberapa bagian tubuhnya, kebanyakan dibagian sirip.
Apapun penyebab terdamparnya ikan pari jenis mobula ini, yang pasti hal ini adalah suatu berkah yang luar biasa bagi warga Gaza Palestina yang tengah ditimpa konflik berkepanjangan dengan negara Israel .







hangatnya pelukanMu Allah

Kisah Nabi Musa a.s ingin melihat Tuhan

Dikisahkan Nabi Musa a.s naik ke atas Gunung Sinai, memenuhi panggilan Allah SWT., ia pun menitipkan Bani Israil ke Nabi Harun a.s., saudaranya, untuk naik ke gunung Sinai (Thuursina), gunung Allah yang keramat itu.  Tempat terkenal di daerah ini adalah Jabal Musa.Jabal Musa adalah nama sebuah puncak gunung tertinggi, dari sederetan gugusan pegunungan yang ada di semenanjung Sinai, Mesir. Dinamakan Jabal Musa (Gunung Musa), karena di puncak gunung itulah nabi Musa a.s. menerima wahyu dan berjumpa dengan Tuhannya, sebagaimana yang dikisahkan oleh Al Qur’an. Dalam agama Nasrani peristiwa ini terkenal dengan isitilah ” Ten Commandments atau Decalogue “.Setelah ia menyempurnakan 40 malam yang diisi dengan puasa dan beribadat sendirian di atas gunung itu, Allah SWT. pun berfirman dan menurunkan Taurat kepadanya. Kemudian Nabi Musa as. pun sangat rindu untuk dapat melihat Wajah Sang Kekasih yang telah berkata-kata kepadanya, Wajah Rabb-nya.Selanjutnya, dibentangkanlah sebuah pemandangan unik yang dikhususkan Allah untuk Nabi-Nya yang bernama Musa a.s. Pemandangan yang berupa pembicaraan langsung antara Allah Yang Maha agung dengan salah seorang hamba-Nya.“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhannya telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa, ‘Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau…” (QS. Al-A’raf: 143)Itu adalah peristiwa yang menakutkan dan membingungkan. Tetapi, Musa mampu menerima kalimat-kalimat Tuhannya, dan ruhnya melihat, mendekat, bergelora kepada apa yang dirindukannya.Maka, Musa lupa siapa dirinya, dia lupa apa dirinya itu, dan ia meminta sesuatu yang tidak layak dilakukan manusia di muka bumi ini, dan meminta sesuatu yang tidak dapat dipenuhi manusia di dunia ini. Ia meminta dapat melakukan penglihatan yang teragung, permintaan yang didorong oleh desakan rindunya, dorongan harapannya, gejolak cintanya, dan keinginannya untuk menyaksikan, hingga ia diingatkan oleh kalimat yang pasti.“Tuhan berfirman, ‘Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku….”Kemudian, Tuhan Yang Maha Agung lagi Maha Mulia berbelas kasihan kepadanya, dan memberitahukan kepadanya mengapa dia tidak akan dapat melihat-Nya, yaitu bahwasanya ia tidak akan mampu.“Akan tetapi, lihatlah ke bukit itu. Maka, jika tetap di tempatnya (seperti sediakala), niscaya kamu dapat melihat-Ku.”Gunung itu begitu kokoh dan mantap, dan gunung dengan kekokohan dan kemantapannya lebih kecil keterpengaruhannya dan responnya daripada manusia. Akan tetapi, apakah gerangan yang terjadi?“Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh…”Seluruh puncaknya tenggelam hingga terlihat rata dengan tanah, hancur berantakan. Musa sangat takut, dan berlakulah sesuatu pada keberadaan dirinya sebgai manusia yang lemah.“Dan, Musa pun jatuh pingsan.”Ia pingsan, tidak sadarkan diri.“Maka setelah Musa sadar kembali….”Kembali kepada dirinya, dan mengetahui ukuran kemampuannya, dan menyadari bahwa dia telah melakukan permintaan yang melebihi batas.“Dia berkata, ‘Maha Suci Engkau….”Maha Suci dan Maha Tinggi Engkau, tak mungkin mata manusia dapat melihat dan memandang-Mu. “Aku bertaubat kepada Engkau,” dari melakukan permintaan yang melampaui batas.


kisah nabi Musa, as diatas membuktikan bahwa apa yg ada didunia ini dibumi ini , gunung gunung yg tetap berdiri kokoh , hamparan luas laut , sungai sungai yang terjuntai panjang , burung burung yg terbang , daun daun yg berguguran , itu semua adalah kuasa Allah , tidak cukupkah itu semua bagi kita untuk bersyukur  kepadaNya ? ya..aku sangat bersyukur dengan apa yg dikasih sama Allah , nikmat yg dikasih Allah dg cuma cuma , waktu yg disediakan Allah yg begitu lapang sehingga insya Allah dapat ku luangkan untuk menyapaNya , apapun..itu yg membuat hati ini takjub , terkesima , ingin memelukNya , ingin berada dihangat pelukNya , ingin meluapkan rasa dihati ini kepadaNya , ingin bercerita banyak , apakah itu berlebihan ? namun bukankah sudah jelas , ketika nabi Musa, as ingin bertemu Allah dijawablah "lihatlah gunung itu , jika kau melihatnya tetap berdiri dengan kokoh dan tetap ditempatnya , niscaya kau dapat melihatKu" , dengan apa yg ingin rasa hati ini ingin ungkapkan kepadaNya , cukuplah sholat sebagai media untuk curhat kepadaNya , sajadah untuk dasar bersujud kpadaNya , bertasbih cara mengucapkan terimakasih kepadaNya , membaca al-quran memahami setiap firman firmanNya , mungkin itu lah caranya bisa peluk Allah , untuk mengungkapkan meluapkan rasa syukur juga rasa cinta kepadaNya , segala puji bagi Allah atas apa yg telah diciptakan juga nikmat yg Ia beri , Allahuakbar...

Jumat, 11 Juli 2014

kutipan tengah malam

tiada tempat tinggal yang akan dihuni seorang setelah kematiannya kecuali tempat tinggal yang telah ia bangun sebelum kematiannya.

jika ia membangunnya dg kebaikan ,
maka indahlah (tempat tinggal itu) ,
namun..jika ia bangun dg keburukan (dosa dosa) ,
niscaya merugilah pemiliknya .

jiwa (seseorang) itu selalu mencintai dunia ,
padahal ia tahu bahwa zuhud didunia adalah dg meninggalkannya .

maka tanamkanlah poko ketakwaan itu ,
selama kamu mampu .
ketahuilah ! bahwa kamu akan menjumpainya setelah kematianmu .

"barang siapa ingin merasakan kemuliaan akhirat , maka perbanyaklah berpikir..niscaya dia akan menjadi tahu" (Al-Adhamah lil Ash-bahani/51)

Kamis, 10 Juli 2014

::17 PENGHAPUS DOSA::


Manusia pasti berbuat dosa dan pasti butuh ampunan Allah. Oleh karena itu Allah memberikan keutamaan dan kemurahan kepada hambaNya dengan mensyariatkan amalan-amalan yang dapat menghapus dosa disamping taubat. Sebagiannya dijelaskan dalam Al Qur’an dan sebagiannya lagi dalam Sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.Diantaranya sebagai berikut:

1. Menyempurnakan wudhu dan berjalan ke masjid, sebagaimana disampaikan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

“Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dapat menghapu dosa dan mengangkat derajat. Mereka menjawab: ya wahai rasululloh. Beliau berkata: menyempurnakan wudhu ketika masa sulit dan memperbanyak langkah kemasjid serta menunggu shalat satu ke shalat yang lain, karena hal itu adalah ribath” (HR Muslim dan Al Tirmidzi).

Juga dalam sabda beliau yang lain:

“Jika seseorang berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya kemudian berangkat sholat dengan niatan hanya untuk sholat, maka tidak melangkah satu langkah kecuali Allah angkat satu derajat dan hapus satu dosa” (HR. Al Tirmidzi).

2. Puasa hari Arafah dan A’syura’, dalilnya:

“Nabi Bersabda: Puasa hari Arafah saya berharap dari Allah untuk menghapus setahun yangsebelumnya dan setahun setelahnya dan Puasa hari A’syura saya berharap dari Allah menghapus setahun yang telah lalu” (HR. At Tirmidzi dan di-shahih-kan Al Albani dalam Shahih Al Jaami’ no. 3853)

3. Shalat tarawih di bulan Ramadhan, dengan dalil sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

“Siapa yang menegakkan romadhon (shalat tarawih) dengan iman dan mengharap pahala Allah maka diampunilah dosanya yang telah lalu” (Muttafaqun ‘Alaihi)

4. Haji yang mabrur, dengan dalil:

“Siapa yang berhaji lalu tidak berkata keji dan berbuat kefasikan maka kembali seperti hari ibunya melahirkannya” (HR. Al Bukhari)

dan sabda beliau:

“Haji mabrur balasannya hanyalah surga” (HR. Ahmad).

5. Memaafkan hutang orang yang sulit membayar, dengan dalil:

“Dari Hudzaifah beliau berkata Allah memanggil seorang hambaNya yang Allah karuniai harta. Maka Allah berkata kepadanya: Apa yang kamu kerjakan didunia? Ia menjawab: Wahai Rabb kamu telah menganugerahkanku hartaMu lalu aku bermuamalah dengan orang-orang. Dan dahulu akhlakku adalah memaafkan, sehingga aku dahulu mempermudah orang yang mampu dan menunda pembayaran hutang orang yang sulit membayar. Maka Allah berfirman: Aku lebih berhak darimu maka maafkanlah hambaKu ini” (HR. Muslim).

6. Melakukan kebaikan setelah berbuat dosa, dengan dalil:

“Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, ikutilah kejelekan dengan kebaikan yang menghapusnya dan pergauli manusia dengan etika yang mulia” (HR Al Tirmidzi dan Ahmad dan dishohihkan Al Albani dalam Shohih Al Jaami’ no. 97.)

7. Memberi salam dan berkata baik, dengan dalil sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

“Sesungguhnya termasuk sebab mendapatkan ampunan adalah memberikan salam dan berkata baik” (HR Al Kharaithi dalam Makarim Al Akhlak dan di-shahih-kan Al Albani dalam Silsilah Al Ahadits Al Shahihah, no. 1035)

8. Sabar atas musibah dengan, dalil sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

“Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman: Sungguh Aku bila menguji seorang hambaKu yang mukmin, lalu ia memujiku atas ujian yang aku timpakan kepadanya, maka ia bangkit dari tempat tidurnya tersebut bersih dari dosa seperti hari ibunya melahirkannya” (HR Ahmad, dan dihasankan Al Albani dalam Silsilah Al Ahadits Al Shohihah no. 144).

9. Menjaga shalat lima waktu dan jum’at serta puasa Ramadhan, dengan dalil sabda Rasulullah:

“Sholat lima waktu dan jum’at ke jum’at dan Romadhon ke Romadhon adalah penghapus dosa diantara keduanya selama menjauhi dosa besar” (HR Muslim)

10. Mengumandangkan adzan, dengan dalil sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

“Seorang Muadzin diampuni dosanya sepanjang (gema) suaranya” (HR Ahmad dan dishohihkan Al Albani dalam Shahih AL Jaami’ no. 1929)

11. Shalat wajib, dengan dalil sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

“Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sungai di pintu yang digunakan untuk mandi setiap hari lima kali, pa yang kalian katakan apakah tersisa kotorannya? Mereka menjawab: Tidak sisa sedikitpun kotorannya. Beliau bersabda: sholat lima waktu menjadi sebab Allah hapus dosa-dosa” (HR. Al Bukhari).

12. Memperbanyak sujud, dengan dalil sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

“Hendaklah kamu memperbanyak sujud kepada Allah, karena tidaklah kamu sekali sujud kepada Allah kecuali Allah mengangkatmu satu derajat dan menghapus satu kesalahanmu (dosa)” (HR Muslim).

13. Shalat malam, dengan dalil:

“Hendaklah kalian sholat malam, karena ia adalah adat orang yang sholeh sebelum kalian dan amalan yang mendekatkan diri kepada Robb kalian serta penghapus kesalahan dan mencegah dosa-dosa” (HR Al Haakim, dan dihasankan Al Albani dalam Irwa’ Al Ghalil 2/199).

14. Berjihad dijalan Allah, dengan dalil:

“Semua dosa orang yang mati syahid diampuni kecuali hutang” (HR Muslim)

15. Mengiringi haji dengan umrah, dengan dalil:

“Iringi haji dengan umroh, karena mengiringi antara keduanya dapat menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana Al Kier (alat pembakar besi) menghilangkan karat besi” (HR Ibnu Majah dan dishohihkan Al Albani dalam Shohih Al Jaami’ no,2899)

16. Shadaqah, dengan dalil:

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Baqarah: 271)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pun bersabda:

“Shadaqah menghapus dosa seperti air memadamkan api” (HR Ahmad, Al Tirmidzi dan selainnya dan di-shahih-kan Al Al Bani dalam Takhrij Musykilat Al faqr no. 117)

17. Menegakkan hukum pidana sesuai syariat Islam, dengan dalil:

“Siapa saja yang melanggar larangan Allah kemudian ditegakkan padanya hukum pidana maka dihapus dosa tersebut” (HR Al Haakim dan dishohihkan Al Albani dalam Shahih Al Jaami’ no,2732)

Demikian sebagian penghapus dosa, mudah-mudahan penjelasan ini bermanfaat.


Penulis: Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.

asal usul dan sepak terjang bangssa Yahudi (bani Israel)

Siapa yang tidak mengenal kaum Yahudi atau dengan sebutan lain sebagai Bani Israel. Sejarah dan kisah perjalanan hidup mereka telah di muat dalam kitab-kitab agama (Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur`an). Dimana ada kebaikan yang terjadi, namun tidak sedikit yang terabadikan dalam kekejian, kemunafikan dan pembangkangan terhadap aturan Tuhan.Untuk lebih jelasnya, berikut diberikan penjelasan mengenai bangsa ini:1. Sejarah asal usulKata Israel di ambil dari gelar Nabi Ya`kub AS sendiri. Semua bermula dari pertengkaran sengit antara dia dengan saudara  kembarnya yaitu Isu (Esau). Lalu, untuk menyelamatkan dirinya Nabi Ya’kub AS ber-”isra,” yakni berjalan pada malam hari ke negeri  pamannya, Laban, di kampung Ur, di distrik Kildani, Iraq. Sehingga karena ber-isra` inilah Nabi Ya’kub AS kemudian diberi gelar Israel. Sedangkan kata Yahudi sendiri berasal dari penisbatan segolongan kaum kepada seorang putra dari Nabi Ya`kub AS yang bernama Yehuda. Kemudian dari 12 anak Nabi Ya`kub AS lah – termasuk Nabi Yusuf AS – disebut sebagai bani Israel. Setelah itu dikukuhkan kembali oleh Nabi Musa AS saat beliau memimpin umat ini.Jadi, pada dasarnya mereka ini berasal dari satu keturunan yang sama dengan bani Ismail yaitu dari Nabi Ibrahim AS sebagai bapaknya. Bani Ismail berasal dari Nabi Ismail AS yang belakangan menjadi kaum Quraiys, sedangkan bani Israel berasal dari Nabi Ishaq AS yang belakangan menjadi kaum Yahudi.Berikut gambaran silsilahnya:Ibrahim -> Ishaq -> Ya`kub -> Yusuf -> dan seterusnya => disebut bani IsraelIbrahim -> Ismail -> tidak ada nabi -> Muhammad => disebut bani Ismail2. Sepak terjang bangsa YahudiBangsa Yahudi sangat terobsesi dengan kitab suci mereka yang bernama Talmud. Dimana sebagian isinya menganggap bahwa hanya merekalah satu-satunya bangsa yang dipilih oleh Tuhan untuk menguasai dunia ini. Ini jelas telah menyimpang dari ajaran pokok kitab Taurat yang di turunkan Allah SWT kepada Nabi Musa AS. Orang yang berjasa membebaskan mereka dari cengkeraman keji raja Mesir, yaitu Fira`un.Sedari awal mereka telah membangkang dari kodrat-Nya dengan mengingkari kenabian Ismail AS dan keturunannya. Mereka hanya menganggap bahwa keturunan Nabi Ibrahim AS hanyalah Nabi Ishaq AS saja karena berasal dari istri pertama Nabi Ibrahim AS, yaitu Sarah. Sedangkan Nabi Ismail AS yang berasal dari istri kedua (Hajar) tidak pernah di akui hingga kini.Selain itu, bani Israel ini memang satu-satunya umat manusia yang paling sulit di atur. Buktinya ketika mereka masih di bawah bimbingan Nabi Musa AS saja telah begitu berani menentang perintah sang nabi. Seperti saat Nabi Musa AS harus menyendiri di atas bukit Tursina untuk mendapatkan petunjuk dari Allah. Mereka pun dengan berani melakukan perbuatan syirik dengan menyembah patung sapi bikinan seorang penyihir yang bernama Samiri. Meski telah di peringatkan oleh Nabi Harun AS, mereka tetap tidak mau peduli, bahkan sang nabi pun akan mereka bunuh.Atas kecongkakkan dan kesombongan ini, Tuhan pun murka kepada bani Israel. Akibatnya, beratus-ratus tahun mereka harus menjadi warga negara kelas bawah yang sering tertindas di negeri dimana mereka tinggal. Meski sempat mempunyai kerajaan yang dibangun oleh Nabi Daud AS dan mencapai masa keemasannya saat di tangan Nabi Sulaiman AS. Namun, kerajaan ini kemudian pecah menjadi dua karena intrik, lalu menjadi lemah dan akhirnya mereka pun di jajah oleh Fira`un Nekho. Diusir sebagai orang buangan oleh raja Nebukadnezar dari bangsa Babilonia. Di jajah lagi oleh bangsa Romawi. Dan di zaman moderen pun dibantai oleh Nazi, Jerman.Namun, meski hukuman itu adalah wujud nyata dari kemurkaan Tuhan, itu tidak membuat mereka jera dan bertobat. Malah dihati bangsa ini menjadi makin dendam  untuk terus melawan Tuhan. Kecongkakkan mereka pun semakin menggila dengan menganggap dirinya sebagai bangsa pilihan Tuhan satu-satunya dan paling berhak memerintah dunia ini, sedangkan bangsa yang lain tidak masalah bila di jadikan sebagai budak yang setara dengan binatang. Mereka pun dengan sombongnya telah bersumpah untuk memerangi agama lain selain agama mereka dengan segala cara. Persis ketika Iblis bersumpah kepada Tuhan untuk memperdayai anak cucu Adam AS sampai hari kiamat nanti.Untuk itu Allah SWT pun mengingatkan di dalam Al-Qur`an seperti pada surat Al-Baqarah [2] ayat 120:“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka,…”3. Tentang ZionismeAwalnya Nabi Daud AS, yang juga seorang raja, menaklukkan bukit Zion yang merupakan benteng dari kaum Yabus. Setelah itu, Nabi Daud AS pun tinggal di benteng itu dan diberinya nama: “bandar Daud”.Sejak itu maka Zion menjadi tempat suci, dikeramatkan orang-orang Yahudi yang mereka percayai bahwa Tuhan pun tinggal di tempat itu:“Indahkanlah suaramu untuk Tuhan Yang menetap di Zion” (Mazmur 9:11).Walaupun Nabi Musa AS tidak pernah menginjakkan kaki beliau di sana, namun orang-orang Yahudi menganggap bahwa Nabi Musa AS adalah pemimpin pertama kaum Zionis. Sedangkan Zionisme ialah gerakan orang-orang Yahudi yang bersifat ideologis untuk menetap di Palestina, yakni di bukit Zion dan sekitarnya.Untuk mencapai cita-citanya, Zionisme ini membangkitkan fanatisme kebangsaan (keyahudian) dan keagamaan dengan mempergunakan cara kekerasan untuk sampai kepada tujuannya. Zionisme memakai beberapa tipudaya untuk mengurangi dan menghilangkan sama sekali penggunaan kata “Palestina”, yakni mengganti dengan perkataan-perkataan lain yang berkaitan dengan sejarah bangsa Yahudi di negeri itu. Digunakanlah nama “Israel” untuk negara yang telah didirikan oleh mereka, sebab Zionisme di Palestina identik dengan kekerasan, kezaliman dan kehancuran.Kaum Zionis mengambil nama Israel adalah untuk siasat guna mengelabui dan menipu publik bahwa negara Israel itu tidak akan menggunakan cara-cara yang biasa digunakan oleh kaum Zionis. Padahal hakikatnya secara substansial tidak ada perbedaan sama sekali antara Israel dengan Zionisme. Israel sendiri berasal dari dua kata, “isra” yang mempunyai arti hamba, dan “ell” yang berarti Allah.Secara substansial protokol Zionisme adalah suatu konspirasi jahat terhadap kemanusiaan. Protokol berarti pernyataan jika dinisbatkan kepada para konseptornya, dan berarti laporan yang diterima serta di dukung sebagai suatu keputusan jika dikaitkan pada muktamar di Bale, Switzerland, tahun 1897, yang diprakarsai oleh Teodor Herzl.Protokol-protokol itu yang sebagai dokumen rahasia disimpan di tempat rahasia, namun beberapa diantaranya dibocorkan oleh seorang nyonya berkebangsaan Perancis yang beragama Kristen di tahun 1901. Dalam pertemuan antara nyonya itu dengan seorang pemimpin teras Zionis di rumah rahasia golongan Mesonik di Paris, nyonya itu sempat melihat sebagian dari protokol-protokol itu. Nyonya itu sangat terperanjat setelah membaca isinya. Ia berhasil mencuri sebagian dari dokumen rahasia itu, yang disampaikannya kepada Alex Nikola Nivieh, ketua dinas rahasia Kekaisaran Rusia Timur.Sebagian kecil dari protokol-protokol Zionisme itu seperti berikut ini:“Manusia terbagi atas dua bagian, yaitu Yahudi dan non-Yahudi yang disebut Joyeem atau Umami. Jiwa-jiwa Yahudi dicipta dari jiwa Tuhan, hanya mereka sajalah anak-anak Tuhan yang suci-murni. Kaum Umami berasal-usul dari syaithan, dan tujuan penciptan Umami ini untuk berkhidmat kepada kaum Yahudi. Jadi kaum Yahudi merupakan pokok dari anasir kemanusiaan sedangkan kaum Umami adalah sebagai budak Yahudi. Kaum Yahudi boleh mencuri bahkan merampas harta benda kaum Umami, boleh menipu mereka, berbohong kepada mereka, boleh menganiaya, boleh membunuh serta memperkosa mereka”Jadi, sesungguhnya tabiat asli kaum Yahudi ini bukan hanya ada disebutkan dalam protokol dokumen rahasia Zionis tersebut, melainkan ini adalah warisan turun temurun sejak cucu Nabi Ibrahim AS dari jalur Nabi Ishaq AS ini mulai mengalami dekadensi (baca: busuk ke dalam) sepeninggal Nabi Sulaiman AS. Ini di ungkap dalam Al-Qur`an surat Ali-`Imraan [3] ayat 75:“Di antara Ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: “tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi (manusia di luar kaum mereka). Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui”Protokol Zionisme tentang faham jiwa-jiwa Yahudi dicipta dari jiwa Tuhan, hanya mereka sajalah anak-anak Tuhan yang suci-murni, sangatlah menyimpang dari syari’at yang dibawakan oleh Nabi Musa AS. Mereka yang menyimpang inilah yang dimaksud dalam Al-Qur`an surat Al-Fa-tihah [1] ayat 7 sebagai“al-maghdhub” yang artinya “yang di murkai”.Protokol-protokol Zionisme itu merancang juklatnya dengan menyebarkan faham-faham yang bermacam-macam. Faham yang mereka tebarkan berbeda dari masa ke masa. Suatu waktu mempublikasikan sekularisme kapitalisme, suatu waktu menebar atheisme komunisme, suatu waktu berselubung agnostik sosialisme. Dan untuk  bisa menebarkan pengaruh di tingkat internasional, protokol-protokol itu antara lain telah berisikan perencanaan keuangan bagi kerajaan Yahudi Internasional yang menyangkut mata uang, pinjaman-pinjaman, dan bursa. Media surat kabar adalah salah satu kekuatan besar dan melalui jalan ini akan dapat memimpin dunia. Manusia akan lebih mudah ditundukkan dengan bencana kemiskinan daripada ditundukkan oleh undang-undang.Pada tahun 1902 dokumen rahasia Zionis itu diterbitkan dalam bentuk buku berbahasa Rusia oleh Prof. Nilus dengan judul ‘PROTOKOLAT ZIONISME’. Dalam kata pengantarnya Prof. Nilus berseru kepada bangsanya agar berhati-hati akan satu bahaya yang belum terjadi. Dengan seruan itu terbongkarlah niat jahat Yahudi, dan huru-hura pun tak bisa dikendalikan lagi, dimana saat itu telah terbantai lebih kurang 10.000 orang Yahudi. Theodor Herzl, tokoh Zionis Internasional berteriak geram atas terbongkarnya Protokolat mereka yang amat rahasia itu, karena tercuri dari pusat penyimpanannya yang dirahasiakan, dan penyebarluasannya sebelum saatnya akan membawa bencana.Peristiwa pembantaian atas orang-orang Yahudi itu mereka rahasiakan. Lalu mereka bergegas membeli dan memborong habis semua buku itu dari toko-toko buku. Untuk itu, mereka tidak segan-segan membuang beaya apa saja yang ada, seperti; emas, perak, wanita, dan sarana apa saja, asal naskah-naskah itu bisa disita oleh mereka.Mereka juga menggunakan semua pengaruhnya di Inggris, supaya Inggris mau menekan Rusia untuk menghentikan pembantaian terhadap orang-orang Yahudi di sana. Semua itu bisa terlaksana setelah usaha yang amat berat.Pada tahun 1905 kembali Prof. Nilus mencetak ulang buku itu dengan amat cepat dan mengherankan. Pada tahun 1917 kembali dicetak lagi, akan tetapi para pendukung Bolshvic menyita buku protokolat itu dan melarangnya sampai saat ini. Namun sebuah naskah lolos dari Rusia dan diselundupkan ke Inggris oleh seorang wartawan surat kabar Inggris ‘The Morning Post’ yang bernama Victor E.Mars dan dalam usahanya memuat berita revolusi Rusia. Ia segera mencarinya di perpustakaan Inggris, maka didapatinya estimasi tentang akan terjadinya revolusi komunis. Ini sebelum lima belas tahun terjadi, yakni di tahun 1901. Kemudian wartawan itu menterjemahkan Protokolat Zionis itu ke dalam bahasa Inggris dan dicetak pada tahun 1912.Hingga kini tidak ada satu pun penerbit di Inggris yang berani mencetak Protokolat Zionis itu, karena kuatnya pengaruh mereka di sana. Demikian pula terjadi di Amerika. Kemudian buku itu muncul di Jerman pada tahun 1919 dan tersebar luas ke beberapa negara. Akhirnya buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, antara lain oleh Muhammad Khalifah At-Tunisi dan dimuat dalam majalah Mimbarusy-Syarq tahun 1950.Perlu diketahui, bahwa tidak ada orang yang berani mempublikasikan Protokolat itu, kecuali ia berani menghadapi tantangan dan kritik pedas pada koran-koran mereka, sebagaimana yang dialami oleh penerjemah ke dalam bahasa Arab yang dikecam dalam dua koran berbahasa Perancis yang terbit di Mesir.Setelah melalui proses yang amat panjang, akhirnya pada 14 Mei 1948 kaum Yahudi memproklamirkan berdirinya negara Israel. Dengan kemerdekaan ini, cita-cita orang-orang Yahudi yang tersebar di berbagai belahan dunia untuk mendirikan negara sendiri, tercapai. Mereka berhasil melaksanakan “amanat” yang disampaikan Theodore Herzl dalam tulisannya Der Judenstaat (Negara Yahudi) sejak tahun 1896. Tidaklah mengherankan jika di tengah-tengah negara-negara Timur Tengah yang mayoritas menganut agama Islam, ada sekelompok manusia yang berkebudayaan dan bergaya hidup Barat. Mereka adalah para imigran Yahudi yang didatangkan dari berbagai negara di dunia karena mengalami pembantaian oleh penguasa setempat.Sejak awal Israel sudah tidak diterima kehadirannya di Palestina, bahkan di daerah mana pun mereka berada. Karena merasa memiliki keterikatan historis dengan Palestina, akhirnya mereka berbondong-bondong datang ke Palestina. Imigrasi besar-besaran kaum Yahudi ini terjadi sejak akhir tahun 1700-an. Akibat pembantaian yang diderita, maka mereka pun merasa harus mencari tempat yang aman untuk ditempati. Oleh Inggris mereka ditawarkan untuk memilih kawasan Argentina, Uganda, atau Palestina untuk ditempati, dan Herzl lebih memilih Palestina.Herzl adalah The Founding Father of Zionism. Dia menggunakan zionisme sebagai kendaraan politiknya dalam merebut Palestina. Kemampuannya dalam melobi para penguasa dunia tidak diragukan lagi. Sederetan orang-orang terkenal di dunia seperti Paus Roma, Kaisar Wilhelm Jerman, Ratu Victoria Inggris, dan Sultan Turki di Istambul telah ditaklukkannya. Zionisme adalah otak dalam perebutan wilayah Palestina dan serangkaian pembantaian yang dilakukan Yahudi.Dengan berdatangannya bangsa Yahudi ke Palestina secara besar-besaran, telah menyebabkan kemarahan dari penduduk Palestina. Gelombang pertama imigrasi Yahudi terjadi pada tahun 1882 hingga 1903. Ketika itu sebanyak 25.000 orang Yahudi berhasil dipindahkan ke Palestina. Mulailah terjadi perampasan tanah milik penduduk Palestina oleh pendatang Yahudi. Bentrokan pun tidak dapat dihindari. Kemudian gelombang kedua pun berlanjut pada tahun 1904 hingga 1914. Pada masa inilah, perlawanan sporadis bangsa Palestina mulai merebak.Berdasarkan hasil perjanjian Sykes Picot tahun 1915 yang secara rahasia dan sepihak telah menempatkan Palestina berada di bawah kekuasaan Inggris. Dengan berlakunya sistem mandat atas Palestina, Inggris membuka pintu lebar-lebar untuk para imigran Yahudi dan hal ini memancing protes keras dari bangsa Palestina.Aksi Inggris selanjutnya adalah memberikan persetujuannya melalui Deklarasi Balfour pada tahun 1917 agar Yahudi mempunyai tempat tinggal di Palestina. John Norton More dalam bukunya The Arab-Israeli Conflict mengatakan bahwa Deklarasi Balfour telah menina-bobokan penguasa Arab terhadap pengkhiatan Inggris yang menyerahkan Palestina kepada Zionis.Pada tahun 1947 mandat Inggris atas Palestina berakhir dan PBB mengambil alih kekuasaan. Resolusi DK PBB No. 181 (II) tanggal 29 November 1947 membagi Palestina menjadi tiga bagian. Hal ini mendapat protes keras dari penduduk Palestina. Mereka menggelar demonstrasi besar-besaran menentang kebijakan PBB ini. Bantuan dari beberapa negara Arab dalam bentuk persenjataan perang mengalir ke Palestina. Namun. saat itu pula menyusul pembubaran gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir dan pembunuhan terhadap Hasan al-Banna yang banyak berperan dalam membela Palestina dari cengkraman Israel. Lain halnya yang dilakukan dengan bangsa Yahudi. Dengan suka cita mereka mengadakan perayaan atas kemenangan besar ini.Apa yang dilakukan Yahudi dalam merebut Palestina tidaklah terlepas dari dukungan Inggris dan Amerika. Berkat dua negara besar inilah akhirnya Yahudi dapat menduduki Palestina secara paksa walaupun proses yang harus dilalui begitu panjang dan sulit. Palestina menjadi negara yang tercabik-cabik selama 30 tahun pendudukan Inggris. Sejak 1918 hingga 1948, sekitar 600.000 orang Yahudi diperbolehkan menempati wilayah Palestina. Penjara-penjara dan kamp-kamp konsentrasi selalu dipadati penduduk Palestina akibat pemberontakan yang mereka lakukan dalam melawan kekejaman Israel.Tahun 1956, Gurun Sinai dan Jalur Gaza dikuasai Israel, setelah gerakan Islam di kawasan Arab dipukul dan Abdul Qadir Audah, Muhammad Firgholi, dan Yusuf Thol’at yang terlibat langsung dalam peperangan dengan Yahudi di Palestina dihukum mati oleh rezim Mesir. Dan pada tahun 1967, semua kawasan Palestina jatuh ke tangan Israel. Peristiwa itu terjadi setelah penggempuran terhadap Gerakan Islam dan hukuman gantung terhadap Sayyid Qutb yang amat ditakuti kaum Yahudi. Tahun 1977, terjadi serangan terhadap Libanon dan perjanjian Camp David yang disponsori oleh mendiang Anwar Sadat dari Mesir.Akhirnya pada Desember 1987, perjuangan rakyat Palestina terhimpun dalam satu kekuatan setelah sekian lama melakukan perlawanan secara sporadis terhadap Israel. Gerakan Intifadhah telah menyatukan solidaritas rakyat Palestina. Intifadhah merupakan aksi pemberontakan massal yang didukung massa dalam jumlah terbesar sejak tahun 1930-an. Sifat perlawanan ini radikal revolusioner dalam bentuk aksi massal rakyat sipil.Adanya kehendak kolektif untuk memberontak sudah tidak dapat ditahan lagi. Untuk tetap bertahan dalam skema transformasi masyarakat yang menghindari aksi kekerasan, maka atas prakarsa Syekh Ahmad Yassin dibentuklah HAMAS (Harakah al-Muqawwah al-Islamiyah) pada bulan Januari 1988, sebagai wadah aspirasi rakyat Palestina yang bertujuan mengusir Israel dari Palestina, mendirikan negara Islam Palestina, dan memelihara kesucian Masjid Al-Aqsha. HAMAS merupakan “anak” dari Ikhwanul Musliminkarena para anggotanya berasal dari para pengikut gerakan Ikhwanul Muslimin.Perlawanan terhadap Israel semakin gencar dilakukan dan mengakibatkan kerugian material bagi Israel berupa kehancuran pertumbuhan ekonomi, penurunan produksi industri dan pertanian, serta penurunan investasi. Kerugian lainnya yaitu hilangnya ketenangan dan rasa aman bangsa Israel.Namun, karena tokoh-tokoh Yahudi banyak terjun ke media massa, terutama koran dan industri film. Hollywood misalnya didirikan oleh Adolf Zuckjor bersaudara dan Samuel-Goldwyn- Meyer (MGM). Maka dominasi yang luar biasa ini, membuat mereka berhasil mengubah bangsa Palestina yang sebenarnya adalah korban dari kaum Zionis menjadi pihak ”penjahat” di mata dunia.Selain itu, apakah Anda tau siapa yang menguasai kantor-kantor berita seperti Reuter, Assosiated Press, United Press International, surat kabar Times dan jaringan telivisi terkenal dunia serta perusahaan film di Hollywood? Semuanya adalah bangsa Yahudi. Reuter didirikan oleh Yahudi Jerman, Julius Paul Reuter yang bernama asli Israel Beer Josaphat. Melalui jaringan informasi dan media komunikasi massa inilah mereka menciptakan image negatif terhadap Islam, seperti Islam Fundamentalis, Islam Teroris, dan lain sebagainya. Demikian gencarnya propaganda ini, sampai-sampai orang Islam sendiri ada yang phobia Islam.4. PenutupTidak ada manipulasi sejarah yang lebih dahsyat dari pada yang dilakukan kaum Zionis terhadap bangsa Palestina. Kongres Zionis I di Basle merupakan titik balik dari sejarah usaha perampasan tanah Palestina dari bangsa Arab. Namun hebatnya, para perampas ini tidak dianggap sebagai ”perampok” tetapi malahan dipuja-puja sebagai ”pahlawan” dan bangsa Arab yang melawannya dianggap sebagai ”teroris” atau penjahat yang perlu dihancurkan.Salah satu kunci untuk memahami semua ini ialah karena sejak Kongres I kaum Zionis sudah mengerti kunci dari perjuangan di abad 20, yakni: diplomasi, lobi, dan penguasaan media massa. Herzl sebagai seorang wartawan yang berpengalaman dengan tangkas memanfaatkan tiga senjata handal dalam perjuangan politik abad moderen ini. Sejak Kongres I, dia sangat rajin melobi para pembesar di Eropa, mendekati wartawan, dan melancarkan diplomasi ke berbagai negara. Hasilnya sungguh luar biasa. Zionisme lantas diterima sebagai gerakan politik yang sah bagi usaha merampas tanah Palestina untuk bangsa Yahudi.Edward Said, dalam bukunya Blaming The Victimssecara jitu mengungkapkan bagaimana media massa Amerika menciptakan gambaran negatif bagi bangsa Palestina. Sekitar 25 persen wartawan di Washington dan New York adalah Yahudi, sebaliknya hampir tidak ada koran atau TV Amerika terkemuka yang mempunyai wartawan Arab atau Muslim. Kondisi ini berbeda dengan media Eropa yang meskipun dalam jumlah terbatas masih memiliki wartawan Arab atau muslim. Dengan demikian laporan tentang Palestina di media Eropa secara umum lebih ”fair” daripada media Amerika.Edward Said yang terkenal dengan bukunyaOrientalism (Verso 1978), menguraikan apa yang dilakukan kaum Zionis terhadap bangsa Palestina merupakan praktik kaum Orientalis yang sangat nyata. Pertama, sejarah ditulis ulang, yakni Palestina sebelum berdirnya Israel ialah: wilayah tanpa bangsa untuk bangsa yang tidak mempunyai tanah air. Kedua, bangsa Palestina yang menjadi korban dikesankan sebagai bangsa biadab yang jadi penjahat. Ketiga, tanah Palestina hanya bisa makmur setelah kaum Zionis berimigrasi ke sana.Yogyakarta, 03 Maret 2011Mashudi Antoro (Oedi`)[Referensi: eramediaislami.com dan sumber-sumber lainnya]

Rabu, 09 Juli 2014

surga ditelapak kaki ibu..

sungguh banyak pengorbananmu Ibu !

pengorbanan seseorang yang tidak akan pernah tergantikan adalah pengorbanan seorang ibu. Ibu adalah seseorang yang memiliki kekuatan cinta dan kasih sayang yang begitu dahsyat. Ibu yang rela mengorbankan apapun yang terbaik untuk anak-anaknya.

Pengorbanan itu telah ditunjukkan sejak pertama kali zigot tertanam di endometrium (dinding rahim), hingga sembilan bulan kemudian zigot tersebut tumbuh menjadi seorang bayi yang dirindukan kehadirannya, terutama oleh seorang ibu. Siapa yang mampu menggantikan beratnya perjuangan dan besarnya perhatian selama sembilan bulan proses perkembangan janin hingga menjadi bayi yang sempurna, selain dari seorang ibu.


Pengorbanan seorang ibu terus berlanjut. Ketika sang anak dalam masa balita, belum mampu memenuhi kebutuhan sendiri, hingga apapun yang ia butuhkan selalu meminta ibu untuk memenuhinya. Permintaan yang terkadang sulit untuk diwujudkan dan tidak jarang disertai dengan tangisan rewel. Namun, dengan senyuman yang tulus, seorang ibu tetap berusaha memenuhi permintaan tersebut. Ketika sang anak sakit, ibu adalah orang yang paling cemas dan berusaha memberikan perawatan terbaik demi kesembuhan anaknya. Ketika anak berada dalam bahaya, ibu adalah orang yang pertama kali maju ke depan, rela menjadi tameng untuk melindungi anaknya.


Ketika remaja, berbagai kenakalan yang dilakukan sang anak tidak pernah membuat seorang ibu lelah dan menyerah dalam memberikan nasihat agar sang anak bisa menjadi lebih baik. Meskipun tak jarang nasihat tersebut diabaikan.


Hingga sang anak tumbuh menjadi dewasa, pengorbanan ibu tetap belum berakhir. Ketika sang anak jatuh bangun dalam berjuang menjadi seseorang di dunia kerja, ibu adalah orang yang selalu memberikan semangat dan dukungan terbaik. Ibu adalah orang yang paling bahagia ketika anaknya telah menjadi seseorang yang sukses sehingga dengan kesuksesannya tersebut ia bisa memberikan manfaat terbaik bagi masyarakat di sekitarnya. Karena memang itulah harapan dari seorang ibu.


Ketika tiba saatnya sang anak membina rumah tangga dengan seseorang yang menjadi pilihannya, ibu tidak serta merta memutuskan perhatian dan penjagaan yang sebelumnya selalu ia berikan. Ibu akan menjadi orang yang setiap saat siap memberikan bantuan ketika sang anak menemui suatu kesulitan dalam perjalanannya membina rumah tangga, karena sang anak menyadari bahwa ibu adalah sosok yang bisa dijadikan sebagai panutan.


Itulah ibu. Seseorang yang pengorbanannya tidak cukup direpresentasikan dengan sebutan sebagai pahlawan. Gelar kepahlawanan diberikan kepada seseorang karena satu pengorbanan yang ia berikan. Seorang ibu, bukan hanya satu pengorbanan, tetapi pengorbanan yang tulus sepanjang masa yang ia berikan. Tidak ada gelar atau sebutan apapun yang bisa diberikan kepada seorang ibu sebagai penghargaan atas pengorbanan yang ia lakukan. Namun, pengorbanan seorang ibu akan tetap menjadi hal yang paling berharga yang tidak akan pernah tergantikan. Pengorbanan seorang ibu akan tetap dikenang. Ada dan tiada dirinya, seorang ibu akan selalu ada di hati anak-anak yang menyayanginya.

 Ibu rela kehujanan demi anaknya..!

 Ibu rela membawa beban berat demi kebahagiaanmu

Ibu selalu mengajarimu untuk taat pada ALLAH

dan..Ibu telah bertaruh nyawa saat melahirkanmu

masikah layak kita mengkhianati semua pengorbanannya, sungguh kita harus menyadari Ibu adalah milik kita yang begitu bernilai dihidup ini, saatnya sekarang dan untuk selamanya tidak lagi menyia-nyiakan pengorbanan Ibu..!


#prayForGaza

اللَّهُمَّ اهْدِنَا فِيمَنْ هَدَيْتَ ،
Ya Allah, berilah kami petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk
وَعَافِنَا فِيمَنَ عَافَيْتَ
Selamatkanlah kami dalam golongan orang-orang yang Engkau telah pelihara
وتَوَلَّنَا فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ ،
Uruslah kami di antara orang-orang yang telah Engkau urus
وَبَارِكْ لَنَا فِيمَا أَعْطَيْتَ ،
Berkahilah kami dalam segala sesuatu yang Engkau telah berikan
وَقِنَا شَرَّ مَا قَضَيْتَ ،
Hindarkanlah kami dari segala bahaya yang Engkau telah tetapkan
إِنَّكَ تَقْضِي وَلا يُقْضَى عَلَيْكَ ،
Sesungguhnya Engkaulah yang menentukan dan bukan yang ditentukan
وَإِنَّهُ لا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ ،
Sesungguhnya tidak akan jadi hina orang yang telah Engkau lindungi
تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ
Engkau wahai Rabb kami adalah Maha Mulia dan Maha Tinggi.
(HR Thabrani 3/123)

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ الْمُسلِمِين
Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum Muslimin
اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَاننَاَ الْمُسلِمِين وَ المُجَاهِدِينَ فِي فِلِسْطِين
Ya Allah, tolonglah kaum Muslimin dan Mujahidin di Palestina
اللَّهُمَّ ثَبِّتْ إِيمَانَهُمْ وَ أَنْزِلِ السَّكِينَةَ عَلَى قُلُوبِهِم وَ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ
Ya Allah, teguhkanlah Iman mereka dan turunkanlah ketenteraman di dalam hati mereka dan satukanlah barisan mereka
اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ
Ya Allah, hancurkanlah kaum kuffar dan kaum musyrikin
اللَّهُمَّ دَمِّرِ الْيَهُود وَ إِسْرَآئِل وَ شَتِّتْ شَمْلَهُم وَ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ
Ya Allah, binasakanlah kaum Yahudi dan pasukan Israel dan cerai-beraikanlah kesatuan mereka
اللَّهُمَّ انْصُرْ المُجَاهِدِينَ عَلَى أَعْدَائِنَا أَعْدَاءَ الدِّين
Ya Allah, menangkanlah kaum Mujahidin atas musuh kami musuh agama
بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّحِمِينَ
dengan RahmatMu, Wahai Yang Maha Pengasih
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ
Dan sampaikanlah Sholawat kami kepada Nabi Muhammad.

Saudaraku, ketahuilah bahwa doa merupakan salah satu senjata penting kaum muslimin. Itulah sebabnya menjelang Perang Badar Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengawali perang dengan berdoa memohon pertolongan Allah bagi kemenangan pasukan Islam. Sedemikian khusyu’nya beliau berdoa sehingga sempat tiga kali surbannya jatuh dan setiap kali jatuh diangkat kembali oleh sahabat Abu Bakar.Saudaraku, jangan pernah remehkan pengaruh doa Anda apalagi jika mendoakan saudara muslim tanpa sepengetahuan fihak yang didoakan. Doa Qunut Nazilah yang kita bacakan sekarang berkaitan dengan pembantaian pasukan Zionis Israel atas saudara-saudara kita kaum muslimin di Gaza, Palestina. Intinya kita memohon kepada Allah Yang Maha Kuasa agar menolong dan memenangkan kaum muslimin dan mujahidin Palestina di Gaza sembari mengharapkan kekalahan bahkan kehancuran fihak Yahudi Zionis Israel.Saudaraku, tidak banyak yang bisa kita lakukan. Sungguh, kita sangat geram, sedih sekaligus menyesal bahwa tidak banyak yang bisa kita lakukan untuk kaum Muslimin Palestina di Gaza. Mereka dizalimi oleh kekuatan terlaknat pasukan Zionis Israel. Mereka diharuskan berada di dalam sebuah pertempuran tidak seimbang. Hanya doa yang bisa kita kirim untuk mereka. Ingatlah, doa bukan perkara ringan. Ia merupakan senjata orang beriman. Marilah kita mengharuskan diri membaca doa Qunut Nazilah dalam sholat-sholat kita pada hari-hari ini.Saudaraku, doa Anda tidak ada yang diabaikan oleh Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengbulkan doa hamba-hambaNya yang beriman dan beramal sholeh. Percayalah, kemenangan Islam dan Ummat Islam pasti terjadi, sebab itulah skenario Allah….Allahu Akbar wa lillahilhamd…!!!

“Ya Hayyu Ya Qayyum"
Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,"
"Ya Hayyu Ya Qayyum",
Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,
"Ya Hayyu Ya Qayyum"
 Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,
turunkan para MalaikatMu untuk membantu para Mujahidin di Gaza dan Seluruh Palestina,
sebagaimana telah kau turunkan ribuan Malaikat di Badar, di Khandaq dan di Tabuk.
"Ya Hayyu Ya Qayyum"
Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,
ringankanlah penderitaan saudara-saudara kami di Gaza,
kuatkanlah terus generasi baru dari antara anak-anak mereka,
menjadi generasi yang akan membawa kami pada kejayaan Islam lewat Jihad fii Sabiilillah.
"Ya Hayyu Ya Qayyum"
 Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,
janganlah Kau biarkan kami termasuk orang-orang yang berpangku tangan melihat kezaliman atas saudara-saudara kami.
Daftarkan nama-nama kami dalam daftar panjang para Mujahidin Mukhlisin dan para Syuhada yang menjemput Syurga-Mu.
Jangan Kau biarkan dunia yang hina ini melingkupi kehidupan kami sampai lupa pada Negeri Akhirat-Mu.
"Ya Hayyu Ya Qayyum"
 Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara,
anugerahkan kepada kami kesabaran memegang teguh agama-Mu dan wafatkan kami dalam keadaan Muslim.”
Amin amin amin ya rabal'alamin .

Selasa, 08 Juli 2014

waalaikumsalam malaikat izrail...

ketika malaikat izrail mengetuk pintu dan mengucapkan "assalamuualaikum" hendaknya kita menjawab salamnya dengan "waalaikumsalam" , dan ketika ia berkata "sudah siapkah ?" hendaknya kita menjawab "insya Allah siap" karena siap dan nggaknya kita kalau Allah sudah memerintahkan malaikat izrail untuk membawa kita kembali kepadaNya , kita harus siap , tidak peduli seberapa banyak bekal yang akan kita bawa , tidak peduli berapa banyak orang yang akan menangis ketika kita tinggalkan . kita semua tau kita ini milikNya dan suatu saat PASTI akan kembali padaNya . pernah aku baca kisah ashabul kahfi , yg pada saat itu ada orang orang yahudi yang ingin membuktikan bahwa islam itu ada , salah satu dari pertanyaan mereka adalah : "Apakah induk kunci (gembok) yang mengancing pintu-pintu langit?”“Induk kunci itu,” jawab Ali bin Abi Thalib, “ialah syirik kepada Allah. Sebab semua hamba Allah, baik pria maupun wanita, jika ia bersyirik kepada Allah, amalnya tidak akan dapat naik sampai ke hadhirat Allah!”Para pendeta Yahudi bertanya lagi: “Anak kunci apakah yang dapat membuka pintu-pintu langit?”Ali bin Abi Thalib menjawab: “Anak kunci itu ialah kesaksian (syahadat) bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah!” dan b anyak sekali jawabab Ali bin Abi thalib yg membuat kaum yahudi akhirnya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah . persiapkanlah diri kita dg beribadah banyak terhadap Allah , berbuatlah baik sehingga Allah tidak enggan untuk menempatkan ditempat terbaikNya , mulai berpikirlah bahwa apapu yang ada diidunia ini sifatnya sementara , sesungguhnya tempat yang kekal hanyalah Surga (insyaAllah) , tetaplah berada digaris yang sudah ditetapkan oleh Allah , masih banyak waktu untuk kita memohon ampun Ampun kepadaNya , jangan sia siakan waktu ygsudah diberikan oleh Allah , karena sebaik baiknya waktu adalah sebelum mentari terbit dari barat dan terompet malaikat izrafil ditiupkan :)


#sebenenya ngebuat postingan ini butuh waktu yg lama karena setttiap kali berpikir mati aku takut , takut berhadapan sama Allah , bagaimana aku nantinya mempertanggungjawabkan semua yg aku lakukan didunia , mempertanggungjawabkan apa yg telah dititipkan Allah . akan sangat malu sekali jika nanti aku membuat Allah kecewa karena tidak sepenuhnya menjaga dg baik apa yg telah diamanhkan , hanya ingin memprleringatkan diri sendiri , bahwa Allah mencintai hambaNya yg mengingat dan mensertakanNya disetiap langkah hidupnya , karena Allah with us , Allah akan selalu menemani kita dikala susah , Allah akan selalu membimbing kita tatkala kita tidak mengert dalam melangkah , Allah akan selalu memperingatkan kita dikala kita salah melangkah :) bismillahirahmanirohim .

my favorite story : ashabul kahfi

Dalam surat Al-Kahfi, Allah SWT menceritakan tiga kisah masa lalu, yaitu kisah Ashabul Kahfi, kisah pertemuan nabi Musa as dan nabi Khaidir as serta kisah Dzulqarnain. Kisah Ashabul Kahfi mendapat perhatian lebih dengan digunakan sebagai nama surat dimana terdapat tiga kisah tersebut. Hal ini tentu bukan kebetulan semata, tapi karena kisah Ashabul Kahfi, seperti juga kisah dalam al-Quran lainnya, bukan merupakan kisah semata, tapi juga terdapat banyak pelajaran (ibrah) didalamnya.
Ashabul Kahfi adalah nama sekelompok orang beriman yang hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi, beberapa ratus tahun sebelum diutusnya nabi Isa as. Mereka hidup ditengah masyarakat penyembah berhala dengan seorang raja yang dzalim. Ketika sang raja mengetahui ada sekelompok orang yang tidak menyembah berhala, maka sang raja marah lalu memanggil mereka dan memerintahkan mereka untuk mengikuti kepercayaan sang raja. Tapi Ashabul Kahfi menolak dan lari, dikejarlah mereka untuk dibunuh. Ketika mereka lari dari kejaran pasukan raja, sampailah mereka di mulut sebuah gua yang kemudian dipakai tempat persembunyian.
Dengan izin Allah mereka kemudian ditidurkan selama 309 tahun di dalam gua, dan dibangkitkan kembali ketika masyarakat dan raja mereka sudah berganti menjadi masyarakat dan raja yang beriman kepada Allah SWT (Ibnu Katsir; Tafsir al-Quran al-’Adzim; jilid:3 ; hal.67-71).
Berikut adalah kisah Ashabul Kahfi (Penghuni Gua) yang ditafsir secara jelas jalan ceritanya. Penulis kitab Fadha’ilul Khamsah Minas Shihahis Sittah (jilid II, halaman 291-300), mengetengahkan suatu riwayat yang dikutip dari kitab Qishashul Anbiya. Riwayat tersebut berkaitan dengan tafsir ayat 10 Surah Al-Kahfi:
“(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo’a: “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)” (QS al-Kahfi:10)

Dengan panjang lebar kitab Qishashul Anbiya mulai dari halaman 566 meriwayatkan sebagai berikut:
Di kala Umar Ibnul Khattab memangku jabatan sebagai Amirul Mukminin, pernah datang kepadanya beberapa orang pendeta Yahudi. Mereka berkata kepada Khalifah: “Hai Khalifah Umar, anda adalah pemegang kekuasaan sesudah Muhammad dan sahabatnya, Abu Bakar. Kami hendak menanyakan beberapa masalah penting kepada anda. Jika anda dapat memberi jawaban kepada kami, barulah kami mau mengerti bahwa Islam merupakan agama yang benar dan Muhammad benar-benar seorang Nabi. Sebaliknya, jika anda tidak dapat memberi jawaban, berarti bahwa agama Islam itu bathil dan Muhammad bukan seorang Nabi.”
“Silahkan bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan,” sahut Khalifah Umar.
“Jelaskan kepada kami tentang induk kunci (gembok) mengancing langit, apakah itu?” Tanya pendeta-pendeta itu, memulai pertanyaan-pertanyaannya. “Terangkan kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang berjalan bersama penghuninya, apakah itu? Tunjukkan kepada kami tentang suatu makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi ia bukan manusia dan bukan jin! Terangkan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang dapat berjalan di permukaan bumi, tetapi makhluk-makhluk itu tidak dilahirkan dari kandungan ibu atau atau induknya! Beritahukan kepada kami apa yang dikatakan oleh burung puyuh (gemak) di saat ia sedang berkicau! Apakah yang dikatakan oleh ayam jantan di kala ia sedang berkokok! Apakah yang dikatakan oleh kuda di saat ia sedang meringkik? Apakah yang dikatakan oleh katak di waktu ia sedang bersuara? Apakah yang dikatakan oleh keledai di saat ia sedang meringkik? Apakah yang dikatakan oleh burung pipit pada waktu ia sedang berkicau?”
Khalifah Umar menundukkan kepala untuk berfikir sejenak, kemudian berkata: “Bagi Umar, jika ia menjawab ‘tidak tahu’ atas pertanyaan-pertanyaan yang memang tidak diketahui jawabannya, itu bukan suatu hal yang memalukan!”
Mendengar jawaban Khalifah Umar seperti itu, pendeta-pendeta Yahudi yang bertanya berdiri melonjak-lonjak kegirangan, sambil berkata: “Sekarang kami bersaksi bahwa Muhammad memang bukan seorang Nabi, dan agama Islam itu adalah bathil!”
Salman Al-Farisi yang saat itu hadir, segera bangkit dan berkata kepada pendeta-pendeta Yahudi itu: “Kalian tunggu sebentar!”
Ia cepat-cepat pergi ke rumah Ali bin Abi Thalib. Setelah bertemu, Salman berkata: “Ya Abal Hasan, selamatkanlah agama Islam!”
Imam Ali r.a. bingung, lalu bertanya: “Mengapa?”
Salman kemudian menceritakan apa yang sedang dihadapi oleh Khalifah Umar Ibnul Khattab. Imam Ali segera saja berangkat menuju ke rumah Khalifah Umar, berjalan lenggang memakai burdah (selembar kain penutup punggung atau leher) peninggalan Rasul Allah s.a.w. Ketika Umar melihat Ali bin Abi Thalib datang, ia bangun dari tempat duduk lalu buru-buru memeluknya, sambil berkata: “Ya Abal Hasan, tiap ada kesulitan besar, engkau selalu kupanggil!”
Setelah berhadap-hadapan dengan para pendeta yang sedang menunggu-nunggu jawaban itu, Ali bin Abi Thalib herkata: “Silakan kalian bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan. Rasul Allah s.a.w. sudah mengajarku seribu macam ilmu, dan tiap jenis dari ilmu-ilmu itu mempunyai seribu macam cabang ilmu!”
Pendeta-pendeta Yahudi itu lalu mengulangi pertanyaan-pertanyaan mereka. Sebelum menjawab, Ali bin Abi Thalib berkata: “Aku ingin mengajukan suatu syarat kepada kalian, yaitu jika ternyata aku nanti sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian sesuai dengan yang ada di dalam Taurat, kalian supaya bersedia memeluk agama kami dan beriman!”
“Ya baik!” jawab mereka.
“Sekarang tanyakanlah satu demi satu,” kata Ali bin Abi Thalib.
Mereka mulai bertanya: “Apakah induk kunci (gembok) yang mengancing pintu-pintu langit?”
“Induk kunci itu,” jawab Ali bin Abi Thalib, “ialah syirik kepada Allah. Sebab semua hamba Allah, baik pria maupun wanita, jika ia bersyirik kepada Allah, amalnya tidak akan dapat naik sampai ke hadhirat Allah!”
Para pendeta Yahudi bertanya lagi: “Anak kunci apakah yang dapat membuka pintu-pintu langit?”
Ali bin Abi Thalib menjawab: “Anak kunci itu ialah kesaksian (syahadat) bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah!”
Para pendeta Yahudi itu saling pandang di antara mereka, sambil berkata: “Orang itu benar juga!” Mereka bertanya lebih lanjut: “Terangkanlah kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang dapat berjalan bersama penghuninya!”
“Kuburan itu ialah ikan hiu (hut) yang menelan Nabi Yunus putera Matta,” jawab Ali bin Abi Thalib. “Nabi Yunus as. dibawa keliling ketujuh samudera!”
Pendeta-pendeta itu meneruskan pertanyaannya lagi: “Jelaskan kepada kami tentang makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi makhluk itu bukan manusia dan bukan jin!”
Ali bin Abi Thalib menjawab: “Makhluk itu ialah semut Nabi Sulaiman putera Nabi Dawud alaihimas salam. Semut itu berkata kepada kaumnya: “Hai para semut, masuklah ke dalam tempat kediaman kalian, agar tidak diinjak-injak oleh Sulaiman dan pasukan-nya dalam keadaan mereka tidak sadar!”
Para pendeta Yahudi itu meneruskan pertanyaannya: “Beritahukan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang berjalan di atas permukaan bumi, tetapi tidak satu pun di antara makhluk-makhluk itu yang dilahirkan dari kandungan ibunya atau induknya!”
Ali bin Abi Thalib menjawab: “Lima makhluk itu ialah, pertama, Adam. Kedua, Hawa. Ketiga, Unta Nabi Shaleh. Keempat, Domba Nabi Ibrahim. Kelima, Tongkat Nabi Musa (yang menjelma menjadi seekor ular).”
Dua di antara tiga orang pendeta Yahudi itu setelah mendengar jawaban-jawaban serta penjelasan yang diberikan oleh Imam Ali r.a. lalu mengatakan: “Kami bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah!”
Tetapi seorang pendeta lainnya, bangun berdiri sambil berkata kepada Ali bin Abi Thalib: “Hai Ali, hati teman-temanku sudah dihinggapi oleh sesuatu yang sama seperti iman dan keyakinan mengenai benarnya agama Islam. Sekarang masih ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan kepada anda.”
“Tanyakanlah apa saja yang kau inginkan,” sahut Imam Ali.
“Coba terangkan kepadaku tentang sejumlah orang yang pada zaman dahulu sudah mati selama 309 tahun, kemudian dihidupkan kembali oleh Allah. Bagaimana hikayat tentang mereka itu?” Tanya pendeta tadi.

Ali bin Ali Thalib menjawab: “Hai pendeta Yahudi, mereka itu ialah para penghuni gua. Hikayat tentang mereka itu sudah dikisahkan oleh Allah s.w.t. kepada Rasul-Nya. Jika engkau mau, akan kubacakan kisah mereka itu.”
Pendeta Yahudi itu menyahut: “Aku sudah banyak mendengar tentang Qur’an kalian itu! Jika engkau memang benar-benar tahu, coba sebutkan nama-nama mereka, nama ayah-ayah mereka, nama kota mereka, nama raja mereka, nama anjing mereka, nama gunung serta gua mereka, dan semua kisah mereka dari awal sampai akhir!”
Ali bin Abi Thalib kemudian membetulkan duduknya, menekuk lutut ke depan perut, lalu ditopangnya dengan burdah yang diikatkan ke pinggang. Lalu ia berkata: “Hai saudara Yahudi, Muhammad Rasul Allah s.a.w. kekasihku telah menceritakan kepadaku, bahwa kisah itu terjadi di negeri Romawi, di sebuah kota bernama Aphesus, atau disebut juga dengan nama Tharsus. Tetapi nama kota itu pada zaman dahulu ialah Aphesus (Ephese). Baru setelah Islam datang, kota itu berubah nama menjadi Tharsus (Tarse, sekarang terletak di dalam wilayah Turki).
Penduduk negeri itu dahulunya mempunyai seorang raja yang baik. Setelah raja itu meninggal dunia, berita kematiannya didengar oleh seorang raja Persia bernama Diqyanius. Ia seorang raja kafir yang amat congkak dan dzalim. Ia datang menyerbu negeri itu dengan kekuatan pasukannya, dan akhirnya berhasil menguasai kota Aphesus. Olehnya kota itu dijadikan ibukota kerajaan, lalu dibangunlah sebuah Istana.”
Baru sampai di situ, pendeta Yahudi yang bertanya itu berdiri, terus bertanya: “Jika engkau benar-benar tahu, coba terangkan kepadaku bentuk Istana itu, bagaimana serambi dan ruangan-ruangannya!”
Ali bin Abi Thalib menerangkan: “Hai saudara Yahudi, raja itu membangun istana yang sangat megah, terbuat dari batu marmar. Panjangnya satu farsakh (= kl 8 km) dan lebarnya pun satu farsakh. Pilar-pilarnya yang berjumlah seribu buah, semuanya terbuat dari emas, dan lampu-lampu yang berjumlah seribu buah, juga semuanya terbuat dari emas. Lampu-lampu itu bergelantungan pada rantai-rantai yang terbuat dari perak. Tiap malam apinya dinyalakan dengan sejenis minyak yang harum baunya. Di sebelah timur serambi dibuat lubang-lubang cahaya sebanyak seratus buah, demikian pula di sebelah baratnya. Sehingga matahari sejak mulai terbit sampai terbenam selalu dapat menerangi serambi.
Raja itu pun membuat sebuah singgasana dari emas. Panjangnya 80 hasta dan lebarnya 40 hasta. Di sebelah kanannya tersedia 80 buah kursi, semuanya terbuat dari emas. Di situlah para hulubalang kerajaan duduk. Di sebelah kirinya juga disediakan 80 buah kursi terbuat dari emas, untuk duduk para pepatih dan penguasa-penguasa tinggi lainnya. Raja duduk di atas singgasana dengan mengenakan mahkota di atas kepala.”
Sampai di situ pendeta yang bersangkutan berdiri lagi sambil berkata: “Jika engkau benar-benar tahu, coba terangkan kepadaku dari apakah mahkota itu dibuat?”
“Hai saudara Yahudi,” kata Imam Ali menerangkan, “mahkota raja itu terbuat dari kepingan-kepingan emas, berkaki 9 buah, dan tiap kakinya bertaburan mutiara yang memantulkan cahaya laksana bintang-bintang menerangi kegelapan malam.
Raja itu juga mempunyai 50 orang pelayan, terdiri dari anak-anak para hulubalang. Semuanya memakai selempang dan baju sutera berwarna merah. Celana mereka juga terbuat dari sutera berwarna hijau. Semuanya dihias dengan gelang-gelang kaki yang sangat indah. Masing-masing diberi tongkat terbuat dari emas. Mereka harus berdiri di belakang raja.
Selain mereka, raja juga mengangkat 6 orang, terdiri dari anak-anak para cendekiawan, untuk dijadikan menteri-menteri atau pembantu-pembantunya. Raja tidak mengambil suatu keputusan apa pun tanpa berunding lebih dulu dengan mereka. Enam orang pembantu itu selalu berada di kanan kiri raja, tiga orang berdiri di sebelah kanan dan yang tiga orang lainnya berdiri di sebelah kiri.”
Pendeta yang bertanya itu berdiri lagi. Lalu berkata: “Hai Ali, jika yang kau katakan itu benar, coba sebutkan nama enam orang yang menjadi pembantu-pembantu raja itu!”
Menanggapi hal itu, Imam Ali r.a. menjawab: “Kekasihku Muhammad Rasul Allah s.a.w. menceritakan kepadaku, bahwa tiga orang yang berdiri di sebelah kanan raja, masing-masing bernama Tamlikha, Miksalmina, dan Mikhaslimina. Adapun tiga orang pembantu yang berdiri di sebelah kiri, masing-masing bernama Martelius, Casitius dan Sidemius. Raja selalu berunding dengan mereka mengenai segala urusan.
Tiap hari setelah raja duduk dalam serambi istana dikerumuni oleh semua hulubalang dan para punggawa, masuklah tiga orang pelayan menghadap raja. Seorang diantaranya membawa piala emas penuh berisi wewangian murni.
Seorang lagi membawa piala perak penuh berisi air sari bunga. Sedang yang seorangnya lagi membawa seekor burung. Orang yang membawa burung ini kemudian mengeluarkan suara isyarat, lalu burung itu terbang di atas piala yang berisi air sari bunga. Burung itu berkecimpung di dalamnya dan setelah itu ia mengibas-ngibaskan sayap serta bulunya, sampai sari-bunga itu habis dipercikkan ke semua tempat sekitarnya.
Kemudian si pembawa burung tadi mengeluarkan suara isyarat lagi. Burung itu terbang pula. Lalu hinggap di atas piala yang berisi wewangian murni. Sambil berkecimpung di dalamnya, burung itu mengibas-ngibaskan sayap dan bulunya, sampai wewangian murni yang ada dalam piala itu habis dipercikkan ke tempat sekitarnya. Pembawa burung itu memberi isyarat suara lagi. Burung itu lalu terbang dan hinggap di atas mahkota raja, sambil membentangkan kedua sayap yang harum semerbak di atas kepala raja.
Demikianlah raja itu berada di atas singgasana kekuasaan selama tiga puluh tahun. Selama itu ia tidak pernah diserang penyakit apa pun, tidak pernah merasa pusing kepala, sakit perut, demam, berliur, berludah atau pun beringus. Setelah sang raja merasa diri sedemikian kuat dan sehat, ia mulai congkak, durhaka dan dzalim. Ia mengaku-aku diri sebagai “tuhan” dan tidak mau lagi mengakui adanya Allah s.w.t.
Raja itu kemudian memanggil orang-orang terkemuka dari rakyatnya. Barang siapa yang taat dan patuh kepadanya, diberi pakaian dan berbagai macam hadiah lainnya. Tetapi barang siapa yang tidak mau taat atau tidak bersedia mengikuti kemauannya, ia akan segera dibunuh. Oleh sebab itu semua orang terpaksa mengiakan kemauannya. Dalam masa yang cukup lama, semua orang patuh kepada raja itu, sampai ia disembah dan dipuja. Mereka tidak lagi memuja dan menyembah Allah s.w.t.
Pada suatu hari perayaan ulang-tahunnya, raja sedang duduk di atas singgasana mengenakan mahkota di atas kepala, tiba-tiba masuklah seorang hulubalang memberi tahu, bahwa ada balatentara asing masuk menyerbu ke dalam wilayah kerajaannya, dengan maksud hendak melancarkan peperangan terhadap raja. Demikian sedih dan bingungnya raja itu, sampai tanpa disadari mahkota yang sedang dipakainya jatuh dari kepala.
Kemudian raja itu sendiri jatuh terpelanting dari atas singgasana. Salah seorang pembantu yang berdiri di sebelah kanan –seorang cerdas yang bernama Tamlikha– memperhatikan keadaan sang raja dengan sepenuh fikiran. Ia berfikir, lalu berkata di dalam hati: “Kalau Diqyanius itu benar-benar tuhan sebagaimana menurut pengakuannya, tentu ia tidak akan sedih, tidak tidur, tidak buang air kecil atau pun air besar. Itu semua bukanlah sifat-sifat Tuhan.”
Enam orang pembantu raja itu tiap hari selalu mengadakan pertemuan di tempat salah seorang dari mereka secara bergiliran. Pada satu hari tibalah giliran Tamlikha menerima kunjungan lima orang temannya. Mereka berkumpul di rumah Tamlikha untuk makan dan minum, tetapi Tamlikha sendiri tidak ikut makan dan minum. Teman-temannya bertanya: “Hai Tamlikha, mengapa engkau tidak mau makan dan tidak mau minum?”
“Teman-teman,” sahut Tamlikha, “hatiku sedang dirisaukan oleh sesuatu yang membuatku tidak ingin makan dan tidak ingin minum, juga tidak ingin tidur.”
Teman-temannya mengejar: “Apakah yang merisaukan hatimu, hai Tamlikha?”
“Sudah lama aku memikirkan soal langit,” ujar Tamlikha menjelaskan.”
Aku lalu bertanya pada diriku sendiri: ‘siapakah yang mengangkatnya ke atas sebagai atap yang senantiasa aman dan terpelihara, tanpa gantungan dari atas dan tanpa tiang yang menopangnya dari bawah?
Siapakah yang menjalankan matahari dan bulan di langit itu?
Siapakah yang menghias langit itu dengan bintang-bintang bertaburan?’ Kemudian kupikirkan juga bumi ini: ‘Siapakah yang membentang dan menghamparkan-nya di cakrawala?
Siapakah yang menahannya dengan gunung-gunung raksasa agar tidak goyah, tidak goncang dan tidak miring?’ Aku juga lama sekali memikirkan diriku sendiri: ‘Siapakah yang mengeluarkan aku sebagai bayi dari perut ibuku? Siapakah yang memelihara hidupku dan memberi makan kepadaku? Semuanya itu pasti ada yang membuat, dan sudah tentu bukan Diqyanius’…”
Teman-teman Tamlikha lalu bertekuk lutut di hadapannya. Dua kaki Tamlikha diciumi sambil berkata: “Hai Tamlikha dalam hati kami sekarang terasa sesuatu seperti yang ada di dalam hatimu. Oleh karena itu, baiklah engkau tunjukkan jalan keluar bagi kita semua!”
“Saudara-saudara,” jawab Tamlikha, “baik aku maupun kalian tidak menemukan akal selain harus lari meninggalkan raja yang dzalim itu, pergi kepada Raja pencipta langit dan bumi!”
“Kami setuju dengan pendapatmu,” sahut teman-temannya.
Tamlikha lalu berdiri, terus beranjak pergi untuk menjual buah kurma, dan akhirnya berhasil mendapat uang sebanyak 3 dirham. Uang itu kemudian diselipkan dalam kantong baju. Lalu berangkat berkendaraan kuda bersama-sama dengan lima orang temannya.
Setelah berjalan 3 mil jauhnya dari kota, Tamlikha berkata kepada teman-temannya: “Saudara-saudara, kita sekarang sudah terlepas dari raja dunia dan dari kekuasaannya. Sekarang turunlah kalian dari kuda dan marilah kita berjalan kaki. Mudah-mudahan Allah akan memudahkan urusan kita serta memberikan jalan keluar.”
Mereka turun dari kudanya masing-masing. Lalu berjalan kaki sejauh 7 farsakh, sampai kaki mereka bengkak berdarah karena tidak biasa berjalan kaki sejauh itu.
Tiba-tiba datanglah seorang penggembala menyambut mereka. Kepada penggembala itu mereka bertanya: “Hai penggembala, apakah engkau mempunyai air minum atau susu?”
“Aku mempunyai semua yang kalian inginkan,” sahut penggembala itu. “Tetapi kulihat wajah kalian semuanya seperti kaum bangsawan. Aku menduga kalian itu pasti melarikan diri. Coba beritahukan kepadaku bagaimana cerita perjalanan kalian itu!”
“Ah…, susahnya orang ini,” jawab mereka. “Kami sudah memeluk suatu agama, kami tidak boleh berdusta. Apakah kami akan selamat jika kami mengatakan yang sebenarnya?”
“Ya,” jawab penggembala itu.
Tamlikha dan teman-temannya lalu menceritakan semua yang terjadi pada diri mereka. Mendengar cerita mereka, penggembala itu segera bertekuk lutut di depan mereka, dan sambil menciumi kaki mereka, ia berkata: “Dalam hatiku sekarang terasa sesuatu seperti yang ada dalam hati kalian. Kalian berhenti sajalah dahulu di sini. Aku hendak mengembalikan kambing-kambing itu kepada pemiliknya. Nanti aku akan segera kembali lagi kepada kalian.”
Tamlikha bersama teman-temannya berhenti. Penggembala itu segera pergi untuk mengembalikan kambing-kambing gembalaannya. Tak lama kemudian ia datang lagi berjalan kaki, diikuti oleh seekor anjing miliknya.”
Waktu cerita Imam Ali sampai di situ, pendeta Yahudi yang bertanya melonjak berdiri lagi sambil berkata: “Hai Ali, jika engkau benar-benar tahu, coba sebutkan apakah warna anjing itu dan siapakah namanya?”
“Hai saudara Yahudi,” kata Ali bin Abi Thalib memberitahukan, “kekasihku Muhammad Rasul Allah s.a.w. menceritakan kepadaku, bahwa anjing itu berwarna kehitam-hitaman dan bernama Qithmir.
Ketika enam orang pelarian itu melihat seekor anjing, masing-masing saling berkata kepada temannya: kita khawatir kalau-kalau anjing itu nantinya akan membongkar rahasia kita! Mereka minta kepada penggembala supaya anjing itu dihalau saja dengan batu.
Anjing itu melihat kepada Tamlikha dan teman-temannya, lalu duduk di atas dua kaki belakang, menggeliat, dan mengucapkan kata-kata dengan lancar dan jelas sekali: “Hai orang-orang, mengapa kalian hendak mengusirku, padahal aku ini bersaksi tiada tuhan selain Allah, tak ada sekutu apa pun bagi-Nya. Biarlah aku menjaga kalian dari musuh, dan dengan berbuat demikian aku mendekatkan diriku kepada Allah s.w.t.” Anjing itu akhirnya dibiarkan saja. Mereka lalu pergi.
Penggembala tadi mengajak mereka naik ke sebuah bukit. Lalu bersama mereka mendekati sebuah gua.”
Pendeta Yahudi yang menanyakan kisah itu, bangun lagi dari tempat duduknya sambil berkata: “Apakah nama gunung itu dan apakah nama gua itu?!”
Imam Ali menjelaskan: “Gunung itu bernama Naglus dan nama gua itu ialah Washid, atau di sebut juga dengan nama Kheram!”
Ali bin Abi Thalib meneruskan ceritanya: secara tiba-tiba di depan gua itu tumbuh pepohonan berbuah dan memancur mata-air deras sekali. Mereka makan buah-buahan dan minum air yang tersedia di tempat itu. Setelah tiba waktu malam, mereka masuk berlindung di dalam gua. Sedang anjing yang sejak tadi mengikuti mereka, berjaga-jaga ndeprok sambil menjulurkan dua kaki depan untuk menghalang-halangi pintu gua.
Kemudian Allah s.w.t. memerintahkan Malaikat maut supaya mencabut nyawa mereka. Kepada masing-masing orang dari mereka Allah s.w.t. mewakilkan dua Malaikat untuk membalik-balik tubuh mereka dari kanan ke kiri. Allah lalu memerintahkan matahari supaya pada saat terbit condong memancarkan sinarnya ke dalam gua dari arah kanan, dan pada saat hampir terbenam supaya sinarnya mulai meninggalkan mereka dari arah kiri.
Suatu ketika waktu raja Diqyanius baru saja selesai berpesta ia bertanya tentang enam orang pembantunya. Ia mendapat jawaban, bahwa mereka itu melarikan diri. Raja Diqyanius sangat gusar. Bersama 80.000 pasukan berkuda ia cepat-cepat berangkat menyelusuri jejak enam orang pembantu yang melarikan diri. Ia naik ke atas bukit, kemudian mendekati gua. Ia melihat enam orang pembantunya yang melarikan diri itu sedang tidur berbaring di dalam gua. Ia tidak ragu-ragu dan memastikan bahwa enam orang itu benar-benar sedang tidur.
Kepada para pengikutnya ia berkata: “Kalau aku hendak menghukum mereka, tidak akan kujatuhkan hukuman yang lebih berat dari perbuatan mereka yang telah menyiksa diri mereka sendiri di dalam gua. Panggillah tukang-tukang batu supaya mereka segera datang ke mari!”
Setelah tukang-tukang batu itu tiba, mereka diperintahkan menutup rapat pintu gua dengan batu-batu dan jish (bahan semacam semen). Selesai dikerjakan, raja berkata kepada para pengikutnya: “Katakanlah kepada mereka yang ada di dalam gua, kalau benar-benar mereka itu tidak berdusta supaya minta tolong kepada Tuhan mereka yang ada di langit, agar mereka dikeluarkan dari tempat itu.”

Dalam gua tertutup rapat itu, mereka tinggal selama 309 tahun.
Setelah masa yang amat panjang itu lampau, Allah s.w.t. mengembalikan lagi nyawa mereka. Pada saat matahari sudah mulai memancarkan sinar, mereka merasa seakan-akan baru bangun dari tidurnya masing-masing. Yang seorang berkata kepada yang lainnya: “Malam tadi kami lupa beribadah kepada Allah, mari kita pergi ke mata air!”
Setelah mereka berada di luar gua, tiba-tiba mereka lihat mata air itu sudah mengering kembali dan pepohonan yang ada pun sudah menjadi kering semuanya. Allah s.w.t. membuat mereka mulai merasa lapar. Mereka saling bertanya: “Siapakah di antara kita ini yang sanggup dan bersedia berangkat ke kota membawa uang untuk bisa mendapatkan makanan? Tetapi yang akan pergi ke kota nanti supaya hati-hati benar, jangan sampai membeli makanan yang dimasak dengan lemak-babi.”
Tamlikha kemudian berkata: “Hai saudara-saudara, aku sajalah yang berangkat untuk mendapatkan makanan. Tetapi, hai penggembala, berikanlah bajumu kepadaku dan ambillah bajuku ini!”
Setelah Tamlikha memakai baju penggembala, ia berangkat menuju ke kota. Sepanjang jalan ia melewati tempat-tempat yang sama sekali belum pernah dikenalnya, melalui jalan-jalan yang belum pernah diketahui. Setibanya dekat pintu gerbang kota, ia melihat bendera hijau berkibar di angkasa bertuliskan: “Tiada Tuhan selain Allah dan Isa adalah Roh Allah.”
Tamlikha berhenti sejenak memandang bendera itu sambil mengusap-usap mata, lalu berkata seorang diri: “Kusangka aku ini masih tidur!” Setelah agak lama memandang dan mengamat-amati bendera, ia meneruskan perjalanan memasuki kota. Dilihatnya banyak orang sedang membaca Injil. Ia berpapasan dengan orang-orang yang belum pernah dikenal. Setibanya di sebuah pasar ia bertanya kepada seorang penjaja roti: “Hai tukang roti, apakah nama kota kalian ini?”
“Aphesus,” sahut penjual roti itu.
“Siapakah nama raja kalian?” tanya Tamlikha lagi. “Abdurrahman,” jawab penjual roti.
“Kalau yang kau katakan itu benar,” kata Tamlikha, “urusanku ini sungguh aneh sekali! Ambillah uang ini dan berilah makanan kepadaku!”
Melihat uang itu, penjual roti keheran-heranan. Karena uang yang dibawa Tamlikha itu uang zaman lampau, yang ukurannya lebih besar dan lebih berat.
Pendeta Yahudi yang bertanya itu kemudian berdiri lagi, lalu berkata kepada Ali bin Abi Thalib: “Hai Ali, kalau benar-benar engkau mengetahui, coba terangkan kepadaku berapa nilai uang lama itu dibanding dengan uang baru!”
Imam Ali menerangkan: “Kekasihku Muhammad Rasul Allah s.a.w. menceritakan kepadaku, bahwa uang yang dibawa oleh Tamlikha dibanding dengan uang baru, ialah tiap dirham lama sama dengan sepuluh dan dua pertiga dirham baru!”
Imam Ali kemudian melanjutkan ceritanya: Penjual Roti lalu berkata kepada Tamlikha: “Aduhai, alangkah beruntungnya aku! Rupanya engkau baru menemukan harta karun! Berikan sisa uang itu kepadaku! Kalau tidak, engkau akan ku hadapkan kepada raja!”
“Aku tidak menemukan harta karun,” sangkal Tamlikha. “Uang ini ku dapat tiga hari yang lalu dari hasil penjualan buah kurma seharga tiga dirham! Aku kemudian meninggalkan kota karena orang-orang semuanya menyembah Diqyanius!”

Penjual roti itu marah. Lalu berkata: “Apakah setelah engkau menemukan harta karun masih juga tidak rela menyerahkan sisa uangmu itu kepadaku? Lagi pula engkau telah menyebut-nyebut seorang raja durhaka yang mengaku diri sebagai tuhan, padahal raja itu sudah mati lebih dari 300 tahun yang silam! Apakah dengan begitu engkau hendak memperolok-olok aku?”
Tamlikha lalu ditangkap. Kemudian dibawa pergi menghadap raja. Raja yang baru ini seorang yang dapat berfikir dan bersikap adil. Raja bertanya kepada orang-orang yang membawa Tamlikha: “Bagaimana cerita tentang orang ini?”
“Dia menemukan harta karun,” jawab orang-orang yang membawanya.
Kepada Tamlikha, raja berkata: “Engkau tak perlu takut! Nabi Isa a.s. memerintahkan supaya kami hanya memungut seperlima saja dari harta karun itu. Serahkanlah yang seperlima itu kepadaku, dan selanjutnya engkau akan selamat.”
Tamlikha menjawab: “Baginda, aku sama sekali tidak menemukan harta karun! Aku adalah penduduk kota ini!”
Raja bertanya sambil keheran-heranan: “Engkau penduduk kota ini?”
“Ya. Benar,” sahut Tamlikha.
“Adakah orang yang kau kenal?” tanya raja lagi.
“Ya, ada,” jawab Tamlikha.
“Coba sebutkan siapa namanya,” perintah raja.
Tamlikha menyebut nama-nama kurang lebih 1000 orang, tetapi tak ada satu nama pun yang dikenal oleh raja atau oleh orang lain yang hadir mendengarkan. Mereka berkata: “Ah…, semua itu bukan nama orang-orang yang hidup di zaman kita sekarang. Tetapi, apakah engkau mempunyai rumah di kota ini?”
“Ya, tuanku,” jawab Tamlikha. “Utuslah seorang menyertai aku!”
Raja kemudian memerintahkan beberapa orang menyertai Tamlikha pergi. Oleh Tamlikha mereka diajak menuju ke sebuah rumah yang paling tinggi di kota itu. Setibanya di sana, Tamlikha berkata kepada orang yang mengantarkan: “Inilah rumahku!”
Pintu rumah itu lalu diketuk. Keluarlah seorang lelaki yang sudah sangat lanjut usia. Sepasang alis di bawah keningnya sudah sedemikian putih dan mengkerut hampir menutupi mata karena sudah terlampau tua. Ia terperanjat ketakutan, lalu bertanya kepada orang-orang yang datang: “Kalian ada perlu apa?”
Utusan raja yang menyertai Tamlikha menyahut: “Orang muda ini mengaku rumah ini adalah rumahnya!”
Orang tua itu marah, memandang kepada Tamlikha. Sambil mengamat-amati ia bertanya: “Siapa namamu?”
“Aku Tamlikha anak Filistin!”
Orang tua itu lalu berkata: “Coba ulangi lagi!”
Tamlikha menyebut lagi namanya. Tiba-tiba orang tua itu bertekuk lutut di depan kaki Tamlikha sambil berucap: “Ini adalah datukku! Demi Allah, ia salah seorang di antara orang-orang yang melarikan diri dari Diqyanius, raja durhaka.”
Kemudian diteruskannya dengan suara haru: “Ia lari berlindung kepada Yang Maha Perkasa, Pencipta langit dan bumi. Nabi kita, Isa as., dahulu telah memberitahukan kisah mereka kepada kita dan mengatakan bahwa mereka itu akan hidup kembali!”
Peristiwa yang terjadi di rumah orang tua itu kemudian di laporkan kepada raja. Dengan menunggang kuda, raja segera datang menuju ke tempat Tamlikha yang sedang berada di rumah orang tua tadi. Setelah melihat Tamlikha, raja segera turun dari kuda. Oleh raja Tamlikha diangkat ke atas pundak, sedangkan orang banyak beramai-ramai menciumi tangan dan kaki Tamlikha sambil bertanya-tanya: “Hai Tamlikha, bagaimana keadaan teman-temanmu?”
Kepada mereka Tamlikha memberi tahu, bahwa semua temannya masih berada di dalam gua.
“Pada masa itu kota Aphesus diurus oleh dua orang bangsawan istana. Seorang beragama Islam dan seorang lainnya lagi beragama Nasrani. Dua orang bangsawan itu bersama pengikutnya masing-masing pergi membawa Tamlikha menuju ke gua,” demikian Imam Ali melanjutkan ceritanya.
Teman-teman Tamlikha semuanya masih berada di dalam gua itu. Setibanya dekat gua, Tamlikha berkata kepada dua orang bangsawan dan para pengikut mereka: “Aku khawatir kalau sampai teman-temanku mendengar suara tapak kuda, atau gemerincingnya senjata. Mereka pasti menduga Diqyanius datang dan mereka bakal mati semua. Oleh karena itu kalian berhenti saja di sini. Biarlah aku sendiri yang akan menemui dan memberitahu mereka!”
Semua berhenti menunggu dan Tamlikha masuk seorang diri ke dalam gua. Melihat Tamlikha datang, teman-temannya berdiri kegirangan, dan Tamlikha dipeluknya kuat-kuat. Kepada Tamlikha mereka berkata: “Puji dan syukur bagi Allah yang telah menyelamatkan dirimu dari Diqyanius!”
Tamlikha menukas: “Ada urusan apa dengan Diqyanius? Tahukah kalian, sudah berapa lamakah kalian tinggal di sini?”
“Kami tinggal sehari atau beberapa hari saja,” jawab mereka.
“Tidak!” sangkal Tamlikha. “Kalian sudah tinggal di sini selama 309 tahun! Diqyanius sudah lama meninggal dunia! Generasi demi generasi sudah lewat silih berganti, dan penduduk kota itu sudah beriman kepada Allah yang Maha Agung! Mereka sekarang datang untuk bertemu dengan kalian!”
Teman-teman Tamlikha menyahut: “Hai Tamlikha, apakah engkau hendak menjadikan kami ini orang-orang yang menggemparkan seluruh jagad?”
“Lantas apa yang kalian inginkan?” Tamlikha balik bertanya.
“Angkatlah tanganmu ke atas dan kami pun akan berbuat seperti itu juga,” jawab mereka.
Mereka bertujuh semua mengangkat tangan ke atas, kemudian berdoa: “Ya Allah, dengan kebenaran yang telah Kau perlihatkan kepada kami tentang keanehan-keanehan yang kami alami sekarang ini, cabutlah kembali nyawa kami tanpa sepengetahuan orang lain!”
Allah s.w.t. mengabulkan permohonan mereka. Lalu memerintahkan Malaikat maut mencabut kembali nyawa mereka. Kemudian Allah s.w.t. melenyapkan pintu gua tanpa bekas. Dua orang bangsawan yang menunggu-nunggu segera maju mendekati gua, berputar-putar selama tujuh hari untuk mencari-cari pintunya, tetapi tanpa hasil. Tak dapat ditemukan lubang atau jalan masuk lainnya ke dalam gua.

Pada saat itu dua orang bangsawan tadi menjadi yakin tentang betapa hebatnya kekuasaan Allah s.w.t. Dua orang bangsawan itu memandang semua peristiwa yang dialami oleh para penghuni gua, sebagai peringatan yang diperlihatkan Allah kepada mereka.
Bangsawan yang beragama Islam lalu berkata: “Mereka mati dalam keadaan memeluk agamaku! Akan ku dirikan sebuah tempat ibadah di pintu gua itu.”
Sedang bangsawan yang beragama Nasrani berkata pula: “Mereka mati dalam keadaan memeluk agamaku! Akan ku dirikan sebuah biara di pintu gua itu.”
Dua orang bangsawan itu bertengkar, dan setelah melalui pertikaian senjata, akhirnya bangsawan Nasrani terkalahkan oleh bangsawan yang beragama Islam. Dengan terjadinya peristiwa tersebut, maka Allah berfirman:
“Dan begitulah Kami menyerempakkan mereka, supaya mereka mengetahui bahawa janji Allah adalah benar, dan bahawa Saat itu tidak ada keraguan padanya. Apabila mereka berbalahan antara mereka dalam urusan mereka, maka mereka berkata, “Binalah di atas mereka satu bangunan; Pemelihara mereka sangat mengetahui mengenai mereka.” Berkata orang-orang yang menguasai atas urusan mereka, “Kami akan membina di atas mereka sebuah masjid.”
Sampai di situ Imam Ali bin Abi Thalib berhenti menceritakan kisah para penghuni gua. Kemudian berkata kepada pendeta Yahudi yang menanyakan kisah itu: “Itulah, hai Yahudi, apa yang telah terjadi dalam kisah mereka. Demi Allah, sekarang aku hendak bertanya kepadamu, apakah semua yang ku ceritakan itu sesuai dengan apa yang tercantum dalam Taurat kalian?”
Pendeta Yahudi itu menjawab: “Ya Abal Hasan, engkau tidak menambah dan tidak mengurangi, walau satu huruf pun! Sekarang engkau jangan menyebut diriku sebagai orang Yahudi, sebab aku telah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah serta Rasul-Nya. Aku pun bersaksi juga, bahwa engkau orang yang paling berilmu di kalangan ummat ini!”
Demikianlah hikayat tentang para penghuni gua (Ashhabul Kahfi), kutipan dari kitab Qishasul Anbiya yang tercantum dalam kitab Fadha ‘ilul Khamsah Minas Shihahis Sittah, tulisan As Sayyid Murtadha Al Huseiniy Al Faruz Aabaad, dalam menunjukkan banyaknya ilmu pengetahuan yang diperoleh Imam Ali bin Abi Thalib dari Rasul Allah s.a.w.